jpnn.com, JAKARTA - Iring-iringan kendaraan tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terlihat memasuki halaman Pomdam Jaya (PM) Guntur sekitar pukul 06.15, kemarin (25/6).
Paling depan, mobil jenis Elf warna hitam. Kemudian disusul dua mobil Innova di belakangnya. Satu persatu kendaraan berhenti untuk melapor di pos pengamanan yang dijaga ketat anggota Polisi Militer (PM).
BACA JUGA: Nikita Willy Langsung Histeris, Salting
Seorang petugas KPK dengan kartu identitas password (ID Pas) warna biru terlihat turun dari mobil Elf. Kepada anggota PM tersebut, dia menyerahkan secarik kertas berkop KPK yang berisi daftar nama tahanan kasus dugaan korupsi.
Antara lain, Lily Martiani Maddari, Rohayati, Siti Marwah, Patrialis Akbar, Handang Soekarno, Irman. M. Firmansyah Arifin dan Rochmadi Saptogiri.
BACA JUGA: Berkah Lebaran, Enam Napi Bebas di Hari Raya Idulfitri
Setelah izin masuk disetujui, iring-iringan kendaraan kembali melaju menuju lapangan tenis outdoor yang berada di kawasan terbatas Pomdam Jaya Guntur.
Di kompleks tersebut, kedelapan tahanan yang dibawa dari Rumah Tahanan Negara (Rutan) Klas I Jakarta Timur Cabang Rutan C1 KPK itu bertemu 15 tahanan lain untuk menjalankan ibadah salat Id.
BACA JUGA: Lihat tuh, Menteri Susi Salat Id di Kampung, Berbaur dengan Warga
Penjagaan superketat membuat awak media tidak bisa membaur bersama para terduga koruptor itu. Lokasi para tahanan memang sengaja dibuat terpisah dengan area salat Id masyarakat umum.
”Kami juga tidak bisa sembarangan bisa masuk ke area itu (tahanan), karena ada tahanan militer juga di sana,” kata salah seorang anggota PM Guntur yang tidak mau disebutkan namanya kepada Jawa Pos, kemarin (25/6).
Setelah 40 menit menjalankan ibadah salat Id, para tahanan lantas kembali ke ruang tahanan masing-masing. Termasuk, kedelapan tahanan juga kembali ke gedung KPK lama di Jalan HR Rasuna Said, lokasi Rutan KPK C1.
”Semoga kita lebih baik dari pada sebelumnya,” ujar mantan Dirjen Dukcapil Kemendagri Irman yang ditahan di Rutan C1 KPK.
Irman tampak sumringah setelah menjalankan ibadah salat Id. Begitu pula mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Patrialis Akbar dan mantan Kepala Sub Direktorat Penegakan Hukum Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan Handang Soekarno.
Ketiganya melempar senyum ketika disapa Jawa Pos di pintu masuk Rutan C1 KPK. ”Ini hari baik,” ujar Handang.
Berbeda dengan Siti Marwah (Direktur Keuangan PT Berdikari), Rohayati (Kadis Peternakan Jatim) dan Lily. Para tahanan perempuan tersebut berusaha memalingkan wajah saat melihat sorotan kamera wartawan Jawa Pos.
Bahkan, Lily yang merupakan istri Gubernur Bengkulu (nonaktif) Ridwan Mukti langsung menyembunyikan wajahnya di balik kerudung warna abu-abu yang dikenakannya.
Selang 40 menit kemudian, keluarga para tahanan terlihat mulai menjejali resepsionis gedung KPK lama.
Tidak terkecuali keluarga Gubernur Bengkulu Ridwan Mukti dan istrinya Lily, Adhi Ichsan Hasanuddin dan Rika Fadillah Pridafesty.
Menantu dan anak gubernur Bengkulu itu meminta izin untuk menjenguk Lily di Rutan C1 KPK dan Ridwan di Rutan Pomdam Jaya Guntur.
Selain itu, juga terlihat keluarga Bupati Buton (nonaktif) Samsu Umar Abdul Saimun. Mereka meminta izin untuk menjenguk terdakwa yang menyuap mantan hakim MK Akil Mochtar terkait perkara sengketa Pilkada Buton tahun 2011 yang ditahan di Rutan Guntur tersebut.
Tidak ketinggalan mereka membawa makanan khas Lebaran, seperti sup konro (makanan khas bugis), sambal goreng, buras (lepet) dan berbagai kue.
”Kami bawa makanan saja,” kata salah seorang keluarga Samsu yang tidak mau menyebutkan namanya tersebut. (tyo)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Zul: Dulu Sehari-hari Makan Ikan, Daging Itu Nunggu Lebaran
Redaktur & Reporter : Budi