Lebaran, Warga Saling Beradu Perangkat Sound System

Minggu, 19 Juli 2015 – 02:33 WIB
BERGENGSI: Trailer yang berisi perangkat sound system beradu kualitas suara di lapangan Desa Sumbersewu, Kecamatan Muncar, Banyuwangi, Jumat (17/7). (Dedy Jumhardiyanto/Jawa Pos Radar Banyuwangi)

jpnn.com - BANYUWANGI – Warga Desa Sumbersewu, Kecamatan Muncar, Banyuwangi, Jawa Timur, punya tradisi unik untuk merayakan datangnya hari kemenangan pada 1 Syawal. Warga pesisir terbesar di Jawa Timur itu menghelat festival sound system.

Mereka menggunakan trailer yang disulap menjadi mesin superaudio dengan kekuatan besar. Berkumpul di lapangan Desa Sumbersewu, Kecamatan Muncar, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, setiap peserta beradu kualitas suara sound system. ’’Jumlah Pesertanya tahun ini meningkat drastis dibanding tahun lalu,’’ ujar Panitia Pelaksana Anang Susiyono, 35.

BACA JUGA: Waspadalah! Dampak Aktivitas Erupsi Gamalama Makin Menyebar

Tradisi tersebut murni diselenggarakan swadaya masyarakat tanpa bantuan Pemkab Banyuwangi. Acara itu awalnya hanya pesta kembang api dan takbir keliling yang rutin diadakan setiap tahun sejak 1997. 

Namun, seiring dengan berjalannya waktu, kini event tersebut justru menjadi tradisi yang melekat di masyarakat, terutama pemilik sound system. ’’Kami tidak mengundang. Mereka datang sendiri ke tempat ini tiap tahun,’’ katanya.

BACA JUGA: Kiriman TKI Asal Indramayu Rp 2 Miliar Per Hari

Festival sound system tahun ini diikuti 70 peserta dari Banyuwangi dan berbagai kota lain di Jawa Timur, Bali, dan Jawa Tengah. Mereka rela datang jauh-jauh hanya untuk mengikuti adu kekuatan kualitas sound system. ’’Panitia hanya menyediakan tempat dan keamanan,’’ terangnya.

Untuk penjurian dalam ajang bergengsi tersebut, panitia tidak memiliki kriteria penilaian tertentu. Setiap peserta akan membunyikan sound system di lapangan itu sesuai dengan keinginan. Mengenai adanya kerusakan, panitia tidak ikut bertanggung jawab. 

BACA JUGA: Akibat Pesta Oplosan di Hari Lebaran, Empat Orang Tewas

’’Yang menilai penonton. Yang dinilai paling keras dan enak didengar di telinga menjadi pemenang,’’ jelas pemuda asal Desa Sumbersewu, Kecamatan Muncar, tersebut.

Sementara itu, festival sound system tersebut justru menjadi ajang silaturahmi bagi sejumlah pemilik perangkat sound system. Melalui kegiatan itu, mereka saling berbagi pengalaman. ’’Kami saling sharing mengenai kelengkapan dan peralatan sound system,’’ tutur Prayitno, peserta dari Kabupaten Jember.

Dalam festival tersebut, tidak ada syarat dan ketentuan khusus. Prayitno hanya menyiapkan kendaraan trailer dan merakit perangkat sound system ke dalam bak yang sudah dibuka. ’’Butuh empat hari untuk merakit hingga jadi dan siap diadu,’’ ucapnya.

Ajang adu sound system itu juga dinilai sangat positif, terutama bagi pemilik sound system. Mereka bisa bertukar pengalaman. Adanya event tersebut dianggap dapat meningkatkan harga sewa sound system. ’’Warga yang nonton tahu sound yang bagus itu yang bagaimana,’’ ungkap dia.

Untuk mengikuti kegiatan tersebut, pemilik sound system harus merogoh kocek hingga puluhan juta rupiah. Biaya itu dipakai untuk sewa trailer, akomodasi selama perjalanan, dan keperluan bahan bakar minyak. Meski tidak mendapat hadiah uang, piagam, atau trofi, mereka senang dan bangga. 

’’Sebetulnya kalau pemkab tanggap, acara ini bisa dikemas dengan bagus dan menjadi daya tarik pariwisata baru di Banyuwangi,’’ tandasnya. (ddy/mas/tia)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Orang Gila Bakar Hutan Pinus Halimun-Salak


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler