Lebih Baik Mana, Jokowi Atau Doraemon?

Senin, 30 Maret 2015 – 11:18 WIB
Joko Widodo. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA - Direktur Center for Budget Analysis (CBA), Uchok Sky Khadafi menilai tokoh kartun dari Jepang, Doraemon jauh lebih baik dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Doraemon menurut Uchok, memenuhi semua permintaan tuannya yang bernama Nobita meski tidak masuk akal tanpa alasan. Sementara Jokowi dianggap mengingkari semua janjinya yang masuk akal, dengan berbagai alasan tidak masuk akal.

BACA JUGA: Manfaatkan Teknologi, Musrenbang juga Pakai Video Conference

"Kita bisa bandingkanlah Doraemon dengan Jokowi. Doraemon memenuhi apapun kebutuhan atau permintaan Nobita meski tidak masuk akal. Sedangkan Jokowi mengingkari semua janjinya meskipun janji tersebut masuk akal dan sesuai keinginan rakyat," kata Uchok kepada wartawan di Jakarta, Senin (30/3).

Sejatinya lanjut Uchok, memang Jokowi diharapkan rakyat untuk bisa jadi Doraemon yang bisa menyelesaikan masalah rakyat dan bangsa. Tapi kemudian yang terjadi, Jokowi malah menambah masalah rakyat dan bangsa.

BACA JUGA: Wapres Buka Rembuk Nasional Kemendikbud

Rakyat pun seperti tertipu dan tersadar bahwa Jokowi hanya mengeluarkan janji-janji manis saja.

"Mulai dari Esemka yang katanya mau dijadikan mobil nasional, deep tunnel untuk atasi banjir dan macet, kabinet ramping ternyata malah lebih gendut karena anggota kabinet malah ditambah dengan jabatan kepala staf kepresidenan, koalisi ramping, tapi malah acak-acak partai lain untuk memaksa bergabung," imbuhnya.

BACA JUGA: Janji Kubu Agung soal Pencalonan di Pilkada

Belum lagi janji untuk menguatkan perekonomian, tapi malah melemahkan perekonomian yang ditandai dengan melemahnya nilai rupiah terhadap dolar AS.

"Dolar yang dijanjikan akan turun, nyatanya malah naik, yang katanya pro-rakyat tapi malah menaikan tarif listrik, BBM dan gas yang membuat hidup rakyat makin susah, pro-pemberantasan korupsi, tapi membiarkan KPK dilemahkan, tol laut, janji kasih traktor yang tidak terealisasi dan masih banyak lagi, satupun tidak ada realisasinya," cetus Uchok. 

Perbedaan lain yang membuat Doraemon mengungguli Jokowi ujar Uchok, Doraemon bisa membuat dirinya menyenangkan semua kalangan, sementara Jokowi saat ini menjadi menyebalkan semua kalangan, kecuali orang-orang yang masih terlelap dalam tidur dan bermimpi tanpa bisa membedakan dengan realitas.

Kartu ajaib yang digadang-gadang Jokowi pun menurutnya tidak mampu menyaingi kantong ajaib Doraemon yang bisa menjawab semua persoalan.

"Kalau Doraemon memiliki kantong ajaib, Jokowi punya kartu ajaib. Fungsinya seharusnya sama, yaitu menyelesaikan semua persoalan, tapi bedanya kantong ajaib Doraemon benar-benar bisa menyelesaikan persoalan yang membuat lucu orang yang melihatnya, sementara Jokowi menawarkan kartu-kartu ajaib yang kemudian membuat siapapun yang melihatnya miris karena ternyata terbukti sama sekali tidak ajaib," beber Uchok.

Doraemon pun tidak perlu anggaran sama sekali untuk merealisasikan permintaan Nobita, sementara Jokowi sudah memiliki anggaran besar, diperkuat dengan angaran tambahan dari dana pencabutan berbagai macam subsidi yang selama ini dinikmati oleh rakyat, bukannya malah membuat hidup rakyat makin baik, malah membuat kehidupan rakyat makin susah.

"Yang namanya kebijakan itu kan harusnya yah bijak. Kalau menaikan BBM, listrik, gas itu namanya tidak bijak karena membuat rakyat hidupnya makin susah. Jokowi rasanya tidak tahu kalau dia menaikan harga BBM semua harga-harga pun berubah, tidak hanya naik, sementara gaji pegawai tetap sama," pungkasnya. (fas/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Penunjukan Plt Ketua DPD II Golkar Dicicil


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler