jpnn.com, JAKARTA - Waze sebuah aplikasi navigasi berbasis komunitas dapat dikatakan berbeda dari aplikasi navigasi GPS lainnya, karena peta Waze dibangun dan dikelola oleh komunitas sukarelawan di dunia. Lebih tepatnya, sukarelawan ini disebut sebagai Editor Peta atau Map Editor.
Dari berbagai negara di seluruh dunia, terdapat 30 ribu Map Editor aktif setiap bulannya, dengan lebih dari 720 orang yang berasal dari Indonesia. Para anggota Map Editor pada dasarnya adalah pengguna Waze yang secara aktif berkontribusi untuk meningkatkan kinerja peta Waze, pada kondisi atau letak penempatan jalan di dunia nyata.
BACA JUGA: Lagi, Google Maps Adopsi Fitur Waze Yakni Pelaporan Kecelakaan
BACA JUGA: Lagi, Google Maps Adopsi Fitur Waze Yakni Pelaporan Kecelakaan
Country Manager Waze Indonesia, Marlin R. Siahaan mengatakan, para Map Editor Waze dapat mengubah jalan, nama lokasi dan menambahkan destinasi seperti pom bensin, pusat perbelanjaan, bank dan sebagainya ke dalam peta Waze. Untuk memastikan semua tetap berjalan secara teratur, masing-masing Map Editor memiliki tingkat hak editorial yang berbeda, dengan skala satu sampai enam.
BACA JUGA: 6 Aplikasi Pintar Ini Sangat Membantu Saat Liburan
"Kami terus memberikan kontribusinya karena kecintaan mereka terhadap peran Map Editor. Mereka adalah orang-orang yang ingin membantu memberikan kemudahan bagi hidup banyak orang,” kata Marlin dalam keterangan resmi, Sabtu (20/4).
Selain itu, beberapa jalan atau lokasi di Waze juga dapat dikunci untuk menjaga akurasi dan mencegah pengeditan yang tidak bertanggung jawab. Jika ada perubahan dalam struktur atau regulasi terkait jalan atau lokasi tertentu, para Map Editor dengan hak editorial tinggi dapat membukanya dan melakukan pengubahan secara akurat.
BACA JUGA: Google Maps Kembali Duplikasi Fitur di Waze
Komunitas Map Editor ini juga bekerja secara langsung dengan mitra Connected Citizens Program Waze seperti kota madya dan departemen untuk transportasi yang secara bebas berbagi data terus menerus dengan Waze.
Artinya, ketika ada konstruksi yang berujung pada penutupan jalan atau ada maraton di kota tersebut, para Map Editor bekerja sama dengan mitra yang bersangkutan untuk memastikan pemberitahuan mengenai penutupan jalan sementara tertera di peta Waze.
Sementara itu, Map Editor Waze Indonesia, Christian Iskandar juga menjelaskan, pihaknya terkesan dengan kemampuan aplikasi Waze, yang dapat menyarankan rute lebih baik dan cepat dari daerah Kemayoran ke kantor Palmerah.
"Sebelum menggunakan Waze, saya biasanya melewati jalan tol. Akan tetapi, waktu itu Waze menyarankan sebuah rute alternatif yang hanya menghabiskan waktu perjalanan 35 menit, di waktu sibuk pagi hari Jakarta dengan kata lain, 40 menit lebih cepat dari rute yang biasa saya lalui," kata Chirstian. (mg9/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Google Maps Mulai Duplikasi Fitur Waze, Ada Apa?
Redaktur & Reporter : Dedi Sofian