Lebih Seksi, tapi Belum Tentu Lanjutkan F1

Senin, 26 Maret 2012 – 11:19 WIB
Tidak terasa, 14 tahun sudah balap Formula 1 diselenggarakan di Sirkuit Sepang. Tahun ini ada sedikit perubahan, tapi masa depan masih belum bisa dipastikan.

Catatan AZRUL ANANDA.
 
Sirkuit Sepang sudah menginjak remaja. Bagi fasilitas ultramodern Formula 1, usia remaja sama saja dengan usia sangat tua. Saat ini sudah banyak sirkuit-sirkuit baru yang lebih cantik, lebih modern, di berbagai penjuru dunia.
 
Beberapa tahun lalu, bos komersial F1 Bernie Ecclestone pernah bilang bahwa Sepang sudah seperti "nenek tua." Cukup keras dari mulut orang yang tahun ini sudah berusia 83 tahun!

Perwakilan media dari berbagai penjuru dunia pun tampaknya makin tak bersemangat datang ke Sepang. Maurice Hamilton, salah satu penulis paling senior, sampai bilang bahwa sepertinya ada lebih banyak personel F1 daripada penonton di GP Malaysia.

Belum lagi panasnya yang luar biasa. Suhu udara pasti di atas 30 derajat Celsius dengan kelembapan sangat tinggi dan suhu permukaan lintasan sering di angka 50 derajat Celsius.

"Sepang adalah salah satu sirkuit paling antisosial di F1. Semua memilih menikmati AC di ruang-ruang kantor yang disediakan," tulis Hamilton di ESPN.

Makin lama, suasana F1 juga makin terkikis di Kuala Lumpur, yang letaknya cukup jauh, sekitar 60 kilometer dari Sepang. Sepuluh tahun lalu, suasana F1 terasa sekali di kawasan-kawasan gaul, seperti Bukit Bintang. Sekarang" Tidak seperti dulu"

Tapi, tahun ini sebenarnya bisa dibilang lebih baik daripada tahun lalu. Di The Pavilion, pusat perbelanjaan keren di Bukit Bintang, kini bisa ditemui pesta F1 dan pajangan mobil F1.

Sirkuit Sepang pun mengejutkan beberapa orang. Bangunan hospitality, tempat tim menjamu tamu dan media, kini jauh lebih besar. Kalau dulu hanya bangunan kecil beratap tenda, kini bangunan semipermanen dua lantai.

Lantai dasar adalah ruang makan dan jamuan dan dapur yang lebih luas, di atas kantor kerja staf marketing dan bos tim. Dengan demikian, ruang kantor yang berada di bangunan garasi bisa dipakai untuk ruang kerja ekstra para engineer dan mekanik.

Ketika naik ke lantai atas hospitality Caterham, misalnya, ada empat ruangan besar di sana. Satu ruang untuk para bos, satu ruang untuk para pembalap, satu lagi untuk staf marketing dan komunikasi. Ruang besar di tengah bisa dipakai macam-macam. Kebetulan, saat harian ini berkunjung, sedang di-setting sebagai studio foto untuk memotret para pembalap dan personel tim.

Beberapa bagian sirkuit yang "kusam" juga sudah dicat rapi. Khususnya terowongan di bawah trek lurus utama yang memisahkan kawasan paddock dengan tribun penonton. Dulu itu sempat kusam dan banjir karena bocor. Sekarang sudah putih jauh lebih bersih.

Soal penataan penyelenggaraan juga lebih rapi. Kawasan belanja di Mall Area didekatkan dengan tribun utama. Dan tahun ini penyelenggara menampilkan Grid Girls yang lebih "memanggil." Biasanya, gadis-gadis cantik yang biasa berdiri sebagai penanda posisi start (dulu umbrella girl) itu didandani kebaya khas Malaysia. Tahun ini jauh lebih seksi, dengan kaus putih ketat dan celana silver yang juga ketat.

Rasanya, GP Malaysia pun jadi lebih seksi!

Yang jadi pertanyaan utama tentu saja: Sampai kapan GP Malaysia ini akan dipertahankan" Mengingat biaya yang terus disubsidi pemerintah dan persaingan makin sengit dengan kawasan sekitar (GP Singapura). Kontrak Sepang dengan F1 sendiri akan berakhir pada 2015.

Ketika bertemu dengan Dato Mokhzani Mahathir, chairman Sepang International Circuit, dia bilang masa depan F1 di Malaysia juga belum bisa dipastikan. Namun, pembenahan akan tetap dilakukan.

"Sekarang kami sudah mendapat anggaran dari pemerintah untuk membenahi fasilitas sirkuit. Sekarang hospitality sudah dibangun, nantinya yang lain-lain juga dibenahi. Seperti atap-atap tribun serta bangunan di kawasan paddock," tutur putra Mahathir Mohammad tersebut.

Soal masa depan F1? "Kontrak kami sampai 2015. Setelah itu, lanjut atau tidak, kami harus melakukan evaluasi terlebih dahulu," tegasnya. (*)
BACA ARTIKEL LAINNYA... City Pernah Tolak Welbeck

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler