jpnn.com, SURABAYA - Leg pertama final Piala Presiden 2019 Persebaya kontra Arema FC akan berlangsung hari ini (9/4).
Green Force – julukan - Persebaya memang agak pincang menjelang final. Sang kapten sekaligus fullback kiri utama, Ruben Sanadi, dibekap cedera lutut kanan. Posisi Sanadi digantikan M. Syaifuddin dalam dua laga melawan Madura United.
BACA JUGA: Kilas Balik Perjalanan Persebaya ke Final Piala Presiden 2019
Karena itulah, libur latihan pada Minggu (7/4) memang menjadi pilihan yang tepat untuk recovery. Sebab, jika dipaksa berlatih, bisa saja ada pemain lain yang mengalami masalah kebugaran. Maklum, dalam 12 hari terakhir, Green Force melakoni empat pertandingan. Itu membuat kondisi fisik pemain sangat terkuras.
Walau begitu, bek Persebaya Otavio Dutra mengaku tetap semangat menatap laga final. Dia menilai pertandingan puncak sangat ditentukan oleh detail kecil. Karena itulah, latihan terakhir yang merupakan official training Senin kemarin untuk mengasah fisik sekaligus mental sebelum berduel di lapangan.
BACA JUGA: Polri Kerahkan 1.300 Personel Tambahan untuk Amankan Final Piala Presiden 2019
’’Di laga final, siapa yang melakukan kesalahan, dia nggak akan juara,’’ kata bek 35 tahun itu. ’’Arema tim besar. Kami hormati itu,’’ tambahnya.
BACA JUGA: Ini Klub – klub Liga 1 yang Masih Menunggak Gaji Pemain
BACA JUGA: Tiket Persebaya vs Arema Sold Out, Panpel Bakal Raup Pemasukan Miliaran Rupiah
Pelatih Persebaya Djadjang Nurdjaman, agaknya, tidak bakal membongkar banyak komposisi pemain. Sebab, tak ada waktu lagi untuk mengutak-atik strategi. Dengan skuad yang hampir sama, Djanur berharap bisa meraih gelar Piala Presiden untuk kali kedua. Sebelumnya, dia pernah memeluk gelar turnamen itu bersama Persib Bandung pada 2015.
Dukungan luar biasa Bonek pada leg pertama jelas akan menjadi motivasi tersendiri bagi Persebaya. Meski begitu, Djanur tetap meminta pasukannya untuk tenang. ’’Kami harus selalu rendah hati. Laga yang lebih berat sudah menanti. Kami harus siap menghadapi Arema FC,’’ ujarnya.
Di sisi lain, pelatih Arema FC Milomir Seslija mengaku secara garis besar sudah mengantongi kekuatan dan kelemahan Persebaya.
’’Kedua tim saya lihat sama-sama memainkan sepak bola menyerang. Kedua tim memiliki kekuatan yang sama. Kami tahu apa yang harus kami perbuat,’’ kata Milo, sapaan Seslija.
’’Saya sangat percaya diri dengan tim ini. Kalau kami terus bermain bagus, siapa pun tidak ada yang bisa menghentikan kami,’’ imbuhnya.
Wajar Milo sangat optimistis dengan skuadnya. Saat ini Arema FC menjadi tim terproduktif di Piala Presiden dengan catatan 19 gol dan baru kebobolan 4 gol. Bahkan, dalam tiga pertandingan terakhir, mereka tampil sangat mengerikan dengan menceploskan 10 gol dan tanpa kebobolan satu gol pun. Sementara itu, Persebaya ’’baru’’ membukukan 13 gol serta 7 kali kebobolan.
’’Kami lebih baik dari Persebaya. Saat mereka mencetak banyak gol, kami juga melakukannya. Tetapi, kami menunjukkan lebih banyak konsistensi. Kami berharap ini berlanjut di laga final nanti,’’ tegas pelatih berusia 54 tahun tersebut.
Nah, pada babak final ini, Arema FC akan bermain sebagai tamu terlebih dahulu. Namun, Milo menegaskan tidak keder dengan situasi tersebut. Dia yakin bisa mencuri gol di depan puluhan ribu Bonek yang bakal menyesaki Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya. Meski di kandang lawan, Milo mengisyaratkan tampil menekan seperti pada laga sebelumnya.
’’Kami melihat peluang dan memilih untuk lebih serius saat menyerang. Saat ini semua pemain tahu apa yang harus dilakukan. Mereka menciptakan banyak kemungkinan dan mereka sangat fantastis,’’ tandasnya.
BACA JUGA: Persebaya Vs Arema FC: Milo: Ini Tentang Harga Diri
Tentu Milo juga sangat antusias untuk menyambut laga final tersebut. Dia ingin kembali mengangkat trofi juara seperti pada edisi 2017.
’’Kami tidak banyak memainkan partai final. Jadi, ini kesempatan bagus bagi kami untuk membuat sejarah,’’ kata Milo. (gus/nia/c19/nur)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Persebaya Vs Arema FC: Milo: Ini Tentang Harga Diri
Redaktur & Reporter : Soetomo