Legislator PKS: Peleburan Balitbangtan dan BRIN Sangat Berisiko

Minggu, 16 Januari 2022 – 20:29 WIB
Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto menilai peleburan Balitbangtan ke Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) merupakan hal yang sangat berisiko. Ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto menilai peleburan Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Pertanian ke Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) merupakan hal yang sangat berisiko.

"Proses peleburan Balitbangtan saat ini sangat berisiko karena melibatkan jumlah aset dan SDM yang sangat besar," kata Mulyanto dalam rilis di Jakarta, Minggu.

BACA JUGA: BRIN dan ANRI Teken MoU Soal Kerja Sama Bidang Riset dan Inovasi

Legislator PKS itu khawatir bila peleburan ini dipaksakan akan berdampak buruk bagi kegiatan penelitian sektor pertanian.

Pasalnya, salah satu konsekuensi peleburan lembaga ini adalah penyesuaian organisasi dan rasionalisasi SDM.

BACA JUGA: Detektor Varian Covid-19 Hasil Riset BRIN Mengantongi Izin Edar, Lebih Unggul dari PCR

“Kenapa harus paksakan litbang pertanian melebur ke BRIN saat ini? Toh, peleburan lembaga lain saja masih bermasalah," katanya.

Menurutnya, saat ini terdapat 7.812 orang yang terlibat dalam kegiatan Balitbangtan.

Mulyanto mengatakan dari jumlah tersebut, 2.553 di antaranya merupakan tenaga fungsional yang terdiri dari peneliti, perekayasa, pustakawan, pranata komputer, arsiparis, teknisi litkayasa statistisi, penyuluh, analis kepegawaian dan perencana.

Kemudian, 3.500 honorer serta 2.000 lebih sisanya adalah karyawan kontraktual.

Selain itu, kata Mulyanto, dari sisi aset, peleburan ini berpotensi terjadi konflik kepemilikan.

Hal itu karena proses administrasi pindah tangan tidak mudah dilakukan.

"Aset yang semula sangat produktif sangat mungkin jadi terbengkalai. Aset di sini tidak saja meliputi ribuan hektar lahan tetapi juga fasilitas pembibitan dan riset lainnya yang tidak bisa dihitung secara nominal," papar Mulyanto.

Mulyantomengingatkan peleburan ke BRIN tidak boleh menghilangkan nilai manfaat aset riset ini, apalagi kalau latar belakang peleburan lebih banyak untuk tujuan efisiensi.

BRIN, lanjutnya, harus memastikan lembaganya mempunyai kemampuan untuk mempertahankan dan mengelola aset Balitbang Kementan.

"Perlu dukungan sumber daya berupa anggaran yang memadai serta SDM yang mumpuni," tegasnya. (antara/mcr10/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
balitbangtan   BRIN   PKS   honorer   Peneliti  

Terpopuler