BANDUNG- Sejumlah siswa SMP peserta Ujian Nasional (UN), mengeluhkan buruknya kualitas kertas Lembar Jawaban Ujian Nasional (LJUN), pada hari pertama pelaksanaan UN, Senin (22/4).
Menurut beberapa peserta ujian, kertas yang digunakan untuk LJUN sangat tipis, mudah sobek dan tidak berbeda jauh untuk kertas kotretan, yang biasanya diberikan oleh para pengawas UN saat ujian ilmu eksak.
"Kertas LJUN nya parah banget, masih lebih bagus LJUN waktu SD, yang ini kertasnya kayak kertas buram buat kotretan," ujar salah satu peserta ujian dari SMP Negeri 2, Nuzul Ridha RR kepada wartawan saat ditemui usai pelaksanaan UN.
Nuzul bahkan sempat mengeluhkan bercak hitam pada lembar jawaban yang juga dimiliki oleh beberapa peserta UN, hanya saja sang pengawas ujian tidak bisa berbuat banyak, lantaran noda hitam tersebut sudah menyatu dengan kertas. "Pengawasnya cuma bilang, yah kerjakan saja sesuai dengan intruksi yang ada," ucap Nuzul.
Saat disinggung terkait lembar soal dan soal-soal UN Bahasa Indonesia, Nuzul hanya mengatakan bahwa soalnya cukup bisa dipahami dan mudah dijawab, meskipun ada beberapa kesalahan ejaan pada beberapa soal. "Ada beberapa type dalam lembar soal, tapi sejauh ini baik-baik saja dan masih bisa dikerjakan dengan baik," katanya.
Buruknya kualitas LJUN juga dibenarkan oleh Kepala Sekolah SMP Negeri 9 yang juga menjabat sebagai Ketua Panita Pelaksana UN, Pipin Hanafi. Menurutnya, kualitas kertas LJUN makin berkurang. Bahkan, dirinya menambahkan, LJUN tahun ini mirip sama lembar soal tahun kemarin. "Kalau kertas lembar soal buruk ngga masalah, asal LJUN nya bagus," katanya.
Walaupun kualitas kertas LJUN tidak bagus, sudah jauh hari Pipin mengimbau kepada para peserta ujian dan juga orang tua siswa, agar tidak mengkhawatirkan LJUN selama barcodenya ada dan dalam kondisi baik.
Lebih lanjut, Pipin mengatakan UN hari pertama berlangsung dengan baik. Sekalipun ada kelas yang kekurangan lembar soal, bisa disubsidi silang sehingga dapat teratasi dengan baik, hingga waktu ujian berakhir.
Hal serupa juga diungkapkan oleh Ketua Sub. Rayon 04, Nandi Supriadi. Menurutnya, sejak proses pendistribusian soal UN yang berlangsung di SMP Negeri 9, Sabtu (20/4) lalu, hingga diserahkan ke sekolah-sekolah pada sekitar pukul 05.00 WIB, semuanya berlansung dengan lancar.
"Soal yang didapat dari titik bongkar pada Sabtu lalu, dimasukkan ke gudang, dan sesuai dengan jadwalnya, hanya dus untuk ujian hari ini saja yang baru dibuka," katanya kepada wartawan.
Nandi juga memastikan jika 11 sekolah yang terdapat di Sub Rayon 04, tidak ada satu sekolah pun yang kekurangan soal. Menurutnya, hal tersebut sudah diantisipasi setelah berkaca pada UN SMA pekan lalu. "Berkaca pada UN SMA, kelihatannya kita semua lebih cermat, jadi alhamdulillah semuanya berjalan dengan lancar," pungkasnya. (mga)
Menurut beberapa peserta ujian, kertas yang digunakan untuk LJUN sangat tipis, mudah sobek dan tidak berbeda jauh untuk kertas kotretan, yang biasanya diberikan oleh para pengawas UN saat ujian ilmu eksak.
"Kertas LJUN nya parah banget, masih lebih bagus LJUN waktu SD, yang ini kertasnya kayak kertas buram buat kotretan," ujar salah satu peserta ujian dari SMP Negeri 2, Nuzul Ridha RR kepada wartawan saat ditemui usai pelaksanaan UN.
Nuzul bahkan sempat mengeluhkan bercak hitam pada lembar jawaban yang juga dimiliki oleh beberapa peserta UN, hanya saja sang pengawas ujian tidak bisa berbuat banyak, lantaran noda hitam tersebut sudah menyatu dengan kertas. "Pengawasnya cuma bilang, yah kerjakan saja sesuai dengan intruksi yang ada," ucap Nuzul.
Saat disinggung terkait lembar soal dan soal-soal UN Bahasa Indonesia, Nuzul hanya mengatakan bahwa soalnya cukup bisa dipahami dan mudah dijawab, meskipun ada beberapa kesalahan ejaan pada beberapa soal. "Ada beberapa type dalam lembar soal, tapi sejauh ini baik-baik saja dan masih bisa dikerjakan dengan baik," katanya.
Buruknya kualitas LJUN juga dibenarkan oleh Kepala Sekolah SMP Negeri 9 yang juga menjabat sebagai Ketua Panita Pelaksana UN, Pipin Hanafi. Menurutnya, kualitas kertas LJUN makin berkurang. Bahkan, dirinya menambahkan, LJUN tahun ini mirip sama lembar soal tahun kemarin. "Kalau kertas lembar soal buruk ngga masalah, asal LJUN nya bagus," katanya.
Walaupun kualitas kertas LJUN tidak bagus, sudah jauh hari Pipin mengimbau kepada para peserta ujian dan juga orang tua siswa, agar tidak mengkhawatirkan LJUN selama barcodenya ada dan dalam kondisi baik.
Lebih lanjut, Pipin mengatakan UN hari pertama berlangsung dengan baik. Sekalipun ada kelas yang kekurangan lembar soal, bisa disubsidi silang sehingga dapat teratasi dengan baik, hingga waktu ujian berakhir.
Hal serupa juga diungkapkan oleh Ketua Sub. Rayon 04, Nandi Supriadi. Menurutnya, sejak proses pendistribusian soal UN yang berlangsung di SMP Negeri 9, Sabtu (20/4) lalu, hingga diserahkan ke sekolah-sekolah pada sekitar pukul 05.00 WIB, semuanya berlansung dengan lancar.
"Soal yang didapat dari titik bongkar pada Sabtu lalu, dimasukkan ke gudang, dan sesuai dengan jadwalnya, hanya dus untuk ujian hari ini saja yang baru dibuka," katanya kepada wartawan.
Nandi juga memastikan jika 11 sekolah yang terdapat di Sub Rayon 04, tidak ada satu sekolah pun yang kekurangan soal. Menurutnya, hal tersebut sudah diantisipasi setelah berkaca pada UN SMA pekan lalu. "Berkaca pada UN SMA, kelihatannya kita semua lebih cermat, jadi alhamdulillah semuanya berjalan dengan lancar," pungkasnya. (mga)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Hari Pertama UN SMP Juga Kacau
Redaktur : Tim Redaksi