Lestarikan Seni Budaya, TNI AL dan LIP Gelar Lakon Pandowo Boyong

Jumat, 09 Desember 2022 – 21:47 WIB
Lestarikan Seni Budaya, TNI AL dan LIP Gelar Lakon Pandowo Boyong. Foto: dok. LIP

jpnn.com, JAKARTA - TNI AL bersama Laskar Indonesia Pusaka (LIP) memperingati Hari Darma Samudera sekaligus pelestarian wayang orang dengan menggelar pertunjukan Pandowo Boyong.

Pertunjukan yang didukung Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta ini digelar di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, pada 15 Januari 2023.

BACA JUGA: Peringati Sumpah Pemuda dengan Wayangan, PDIP Ingin Kelestarian Budaya Terjaga

Menariknya, selain penampila para artis, para Pati TNI AL ikut memerankan tokoh utama dalam pertunjukan tersebut.

Bimasena dipercayakan kepada Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono, Prabu Puntadewa diperankan Pangkoarmada RI Laksdya TNI Heru Kusmanto hingga tokoh Jayajarata diperankan Kadispenal Laksma TNI Julius Widjoyono.

BACA JUGA: Rayakan Tahun Baru Islam, KNPI Menanggap Wayang Kulit dan Santuni Masjid

Sementara itu, dari kalangan artis Choky Sitohang dipercaya memerankan Arjuna, Putri Khairunnisa sebagai Dewi Gendari, dan Dewi Arimbi diperankan Marcella Zalianty.

Dari tokoh masyarakat, ada Giok Hartono Bethari Pertwi, Aylawati Sarwono sebagai Banowati, Yessy Sutiyoso dipercaya memerankani Dewi Suko, Inayah Wahid sebagai istri Punakawan Bagong.

BACA JUGA: 3 Berita Artis Terheboh: Rizky Billar Belum Siap Ditantang, Ridwan Kamil Berduka

Lakon Pandowo Boyong mengisahkan babak ketika lima orang ksatria bersaudara dari Alengka yang dikuasai Kurawa ke Astinapura. Kepindahan itu untuk memerdekan diri dari kekuasaan Kurawa.

Mereka harus berperang melawan Kurawa yang jumlahnya jauh lebih besar dengan punya persenjataan lebih banyak. Namun, berkat kesungguhan yang didasarkan niat baik, Pandawa dapat memenangkan perang.

Direktur Museum Rekor Dunia Indonsia (MURI) Aylawati Sarwono mengatakan bahwa sosok Pandawa lima relevan dengan semangat dan nilai-nilai Pancasila.

"Intinya boyongnya Pandawa ke Astina menjadi pesan moral masyarakat agar lebih memahami, menghayati dan mengamalkan Pancasila," kata Aylawati Sarwono, dalam keterangannya, Jumat (9/12).

Dia menjelaskan bahwa Puntadewa adalah simbol ketuhanan yang menjadi sila pertama dalam Pancasila. Bimasena yang adil dan penuh rasa kemanusiaan, mewakili sila kedua Pancasila.

Ajruna mencerminkan semangat persatuan dan kesatuan yang dinyatakan dalam sila ketiga Pancasila. Nakula menyimbolkan sila keempat, yaitu permusyawaratan masyarakat. Sedangkan kembarannya, Sadewa simbol dari sila kelima, yakni keadilan sosial yang benar-benar adil.

"Wayang orang produksi LIP selalu dikemas dengan balutan teknologi modern dan disajikan dalam bentuk yang sangat entertaining dan mudah dimengerti, layaknya pertunjukan ala broadway," beber istri dari budayawan Jaya Suprana ini.

Aylawati pun berharap kesenian panggung wayang orang bisa mendapat tempat lebih besar di hati masyarakat Indonesia, khususnya para generasi muda.

Keterlibatan TNI AL dalam pagelaran seni budaya ini sebagai bukti KSAL Yudo Margono sangat peduli dalam pelestarian seni budaya warisan leluhur bangsa. (jlo/jpnn)


Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler