Lestarikan Tradisi Minum Jamu, Sido Muncul Undang 100 Penjual Jamu di Hari Jamu Nasional

Sabtu, 01 Juni 2024 – 13:31 WIB
Sido Muncul mengundang 100 penjual jamu dalam rangka merayakan momen Hari Jamu Nasional di Ungaran, Semarang. Foto: Romaida/jpnn.com

jpnn.com, UNGARAN - PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk (Sido Muncul) mengundang 100 pedagang jamu ke Pabrik Sido Muncul di Ungaran, Semarang pada Kamis, 30 Mei 2024.

Undangan tersebut untuk menyambut momen perayaan Hari Jamu Nasional yang diperingati pada 27 Mei.

BACA JUGA: Sido Muncul Salurkan Bantuan Rp 200 Juta Untuk Korban Banjir Bandang & Longsor di Sulsel

Direktur Sido Muncul, Irwan Hidayat menjelaskan peringatan Hari Jamu Nasional itu salah satu momen untuk terus mengingat tradisi minum jamu yang sudah ada sejak lama.

"Terima kasih telah menetapkan 27 mei sebagai Hari Jamu Nasional. Ini ditetapkan pada zaman Pak SBY. Kita juga pada tanggal 6 Desember 2023 lalu, diakui sebagai Warisan Budaya Takbenda oleh UNESCO. Bukan jamunya, tetapi tradisi minum jamunya," kata Irwan Hidayat dalam acara peringatan Hari Jamu Nasional 'Ayo Minum Jamu', di Ungaran, Semarang.

BACA JUGA: PT ANTAM Pastikan Keaslian & Kemurnian Seluruh Produk Emas Logam Mulia

Pada kesempatan tersebut, para pedagang jamu dari berbagai daerah, seperti Jakarta, Semarang, Solo, dan Jogja diajak berkeliling pabrik Sido Muncul.

Mereka diperlihatkan proses produksi produk Sido Muncul, mulai dari penyortiran material hingga pengemasan sebelum dijual.

BACA JUGA: Sido Muncul Kucurkan Bantuan Rp 285 Juta untuk Anak Suspect Stunting di Semarang

Proses pembuatan produk Sido Muncul sudah menggunakan teknologi modern, tetapi masih dengan konsistensinya memberdayakan masyarakat sekitar sebagai pekerja.

Setelah berkeliling menyaksikan proses produksi, para pedagang diajak untuk mengikuti acara seremoni minum jamu bersama di kawasan Agrowisata Sido Muncul.

Acara seremoni minum jamu bersama ini dihadiri oleh Direktur Sido Muncul Irwan Hidayat, Pengawas Farmasi dan Makanan Ahli Madya Balai Besar POM Semarang Dra Woro Puji Hastuti, M.Kes  dan Direktur Eksekutif GP Jamu Jawa Tengah Stefanus Handoyo.

"Saya harus berterima kasih kepada penjual jamu gendong. Saya terima kasih banyak, saya atas nama Sido Muncul, mewakili para pencinta jamu, berterima kasih kepada anda, yang telah mempopulerkan jamu, tanpa kenal lelah," ujarnya.

100 penjual jamu yang diundang Sido Muncul.

 

Irwan menambahkan peringatan Hari Jamu Nasional menandakan bahwa budaya minum jamu telah menjadi gaya hidup sehat.

Melalui produknya yang kini telah banyak dikemas secara modern, dia ingin mengajak generasi muda melestarikan tradisi dan mengangkat kembali eksistensi jamu di Indonesia yang mulai pudar.

Sido Muncul diketahui telah memiliki varian produk berbentuk Soft Capsule yang sebelumnya diproduksi dalam bentuk serbuk dan cair.

Ada juga varian produk jamu siap minum dengan pengemasan dalam botol seperti Jamu Lifestyle.

"Sekarang jamu juga sudah modern, seperti hari ini, ada yang pakai kapsul, stok kapsul. Meskipun kami memproduksi modern seperti Jamu Lifestyle, yang serbuk juga kami kami ada. Kami juga membina hubungan dengan para penjual jamu gendong," tuturnya.

Wawancara bersama Pengawas Farmasi dan Makanan Ahli Madya Balai Besar POM Semarang Dra Woro Puji Hastuti, Direktur Sido Muncul Irwan Hidayat, dan Direktur Eksekutif GP Jamu Jawa Tengah Stefanus Handoyo

 

Pada momen tersebut, para pedagang jamu juga diberikan penyuluhan dan edukasi oleh Pengawas Farmasi dan Makanan Ahli Madya Balai Besar POM Semarang, Dra Woro Puji Hastuti, M.Kes, mengenai cara memproduksi jamu yang baik dan higienis.

Woro menyatakan pihaknya selalu mendukung industri jamu baik usaha skala besar maupun kecil yang terus berupaya melestarikan budaya Indonesia.

BPOM juga berupaya selalu memantau dan selalu memberikan edukasi terkait penerapan produksi jamu yang higienis, aman dan bermanfaat untuk konsumen.

"Kami apresiasi kepada jamu Sido Muncul yang terus menyelenggarakan kegiatan yang mengundang para penjual jamu gendong, karena kita yang harus melestarikan budaya nenek moyang kita," tuturnya.

Di sisi lain, Direktur Eksekutif GP Jamu Jawa Tengah, Stefanus Handoyo memiliki semangat yang sama dalam melestarikan industri jamu di Indonesia.

Stefanus menerangkan pihaknya akan berupaya memperkenalkan minuman herbal sehat tersebut ke berbagai sekolah di Indonesia.

Menurutnya, pelestarian tradisi harus dimulai dari tingkatan muda, sehingga bisa terjaga dalam waktu yang lama.

"Sejak ditetapkan UNESCO, kita tingkatkan bagaimana melestarikan budaya jamu kepada anak sekolah. Program jamu go to school, go to kampus. Kami pernah mengadakan program jamu to school  di Jawa Tengah, kepada SD dan SMP," ujar Stefanus.

UNESCO resmi memasukkan Budaya Sehat Jamu (Jamu Wellness Culture) sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) pada akhir 2023.

Budaya Sehat Jamu menjadi WBTb Indonesia ke-13 yang berhasil dienkripsi ke dalam daftar WBTb UNESCO.(mcr31/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bidik Potensi Pengembangan Bisnis di ITS, BTN Jalin Kerja sama


Redaktur : Yessy Artada
Reporter : Romaida Uswatun Hasanah

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler