jpnn.com, JAKARTA - Keriuhan muncul setelah Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) Letjen Dudung Abdurachman melaksanakan kunjungan kerja ke Batalyon Zeni Tempur (Yon Zipur) 9/Lang-Lang Bhuana Kostrad di Kecamatan Ujungberung, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (13/9).
Terutama, setelah jenderal bintang tiga itu berbicara di hadapan prajurit Yon Zipur 9, yang antara lain mengatakan bahwa semua agama benar di mata Tuhan.
BACA JUGA: Mantan Teroris Soroti Kontroversi Pernyataan Letjen Dudung Kostrad, Seru!
"Hindari fanatik yang berlebihan terhadap suatu agama, karena semua agama itu benar di mata Tuhan," tutur Dudung di hadapan prajurit Kostrad saat itu.
Rupanya ucapan Dudung tersebut menuai reaksi dari sejumlah pihak. Satu di antaranya dari Ketua Persaudaraan Alumni (PA) 212 Slamet Maarif.
BACA JUGA: Soal Pernyataan Letjen Dudung, Waketum MUI Anwar Abbas Bilang Begini
Menurut Slamet, Dudung telah melampauai kewenangannya sebagai Pangkostrad ketika berbicara tentang semua agama benar di mata Tuhan.
Eks Juru Bicara FPI itu menuturkan kalimat yang diucapkan Letjen Dudung kelihatan indah tetapi penuh racun. Dia mengibaratkan racun tersebut bermerek madu.
BACA JUGA: Pendeta Saifuddin Sebut Muhammad Kece Dihajar 2 Jam, Siuman Langsung Dilumuri Kotoran
"Kalimat itu mengandung racun akidah yang sangat berbahaya karena kalimat itu belum selesai. Jika akidah Pak Dudung lurus harusnya bicara, semua agama benar bagi pengikutnya masing masing," tutur Slamet kepada JPNN.com, Kamis (16/9).
Letjen Dudung kemudian memberikan penjelasan tentang maksud dirinya berbicara tentang semua agama itu benar di mata Tuhan.
Pria kelahiran Bandung, 19 November 1965 itu menjelaskan bahwa ucapannya ditujukan untuk internal Kostrad.
Dia berharap dengan ucapan tersebut membuat prajurit mengedepankan toleransi antarumat beragama.
Selain itu, eks Pangdam Jaya itu menyebut ucapannya dalam bingkai kebangsaan. Setidaknya demi memastikan para prajurit Kostrad tidak terjerembap fanatisme berlebihan.
"Semata-mata untuk menjaga toleransi antar-umat beragama. Sekaligus menciptakan kerukunan antar-umat beragama demi soliditas anggota Kostrad," kata Dudung dalam keterangan persnya, Kamis (16/9).
Anggota Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Syaifullah Tamliha pun menyambut positif penjelasan Letjen Dudung setelah alumnus Akademi Militer 1988 itu berbicara tentang semua agama benar di mata Tuhan.
Namun, Tamliha mengingatkan bahwa Letjen Dudung harus bijaksana ketika melontarkan pernyataan. Setidaknya demi memastikan agar pernyataan eks Pangdam Jaya tidak menuai polemik.
Sebab, kata Tamliha, pimpinan di TNI harus profesional dalam berucap dan bertindak. Di sisi lain, tidak ada konstitusi negara yang menyatakan semua agama sama di depan Tuhan.
"Lain kali beliau hati-hati dalam bertutur kata. Jangan bicara kalau bukan ahlinya," ungkap legislator daerah pemilihan Kalimantan Selatan I itu. (ast/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur : Soetomo
Reporter : Aristo Setiawan