jpnn.com, JAKARTA - Indonesia kembali kehilangan salah satu tokohnya. Mantan Menteri Dalam Negeri Letjen TNI (Purn) Syarwan Hamid meninggal dunia, Kamis (25/3) dini hari.
Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) pun berbelasungkawa atas kepergian tokoh kelahiran 10 November 1943 itu ke hadapan Allah.
BACA JUGA: 4 Kontrakan di Matraman Terbakar, Banyak yang Meninggal Dunia
"Kami turut berdukacita," kata Dirjen Politik dan Pemerintahan Umum Kemendagri Bahtiar di Jakarta.
Bachtiar menyebut Syarwan merupakan figur penting yang memimpin Kemendagri pada masa transisi dari Orde Baru menuru era reformasi.
BACA JUGA: Berita Duka, Mantan Jaksa Agung Basrief Arief Meninggal Dunia
Pejabat eselon I Kemendagri itu menyatakan bahwa Syarwan bersama Prof Ryaas Rasyid merintis pemilu daerah dan menyusun UU Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemda yang menggubah sistem sentralisasi menjadi desentralisasi.
Dari situlah otonomi daerah bergulir. "Itu pada masa kepemimpinan Pak Syarwan Hamid semua," tutur Bachtiar.
BACA JUGA: Mayjen Heri Wiranto: Kalian Berangkat dengan Jumlah 450, Kembali Harus Utuh!
Oleh karena itu Kemendagri merasa sangat kehilangan dengan wafatnya Syarwan. "Beliau merupakan tokoh reformasi di Kementerian Dalam Negeri," ujar Bachtiar.
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Jimly Asshiddiqie melalui akunnya di Twitter juga juga menyampaikan kabar duka tentang wafatnya Syarwan Hamid pada pukul 03.30 WIB.
"Kita doakan yang terbaik untuk almarhum, semoga husnulkhatimah. Alfatihah," ujar Jimly dalam twitnya.
Akun Pusat Penerangan TNI di Twitter juga menyampaikan belasungkawa atas wafatnya Syarwan. Lulusan Akademi Militer Nasional (AMN) 1966 itu merupakan kepala Pusat Penerangan ABRI periode 1993-1995.
"Semoga pengabdian perjuangan dan amal ibadah almarhum senantiasa diterima Allah SWT," tulis akun @Puspen_TNI di Twitter. (antara/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur & Reporter : Soetomo