Level Siaga Virus Corona Dunia Sangat Tinggi, Indonesia?

Sabtu, 29 Februari 2020 – 07:57 WIB
WHO. Ilustrasi Foto: Reuters

jpnn.com, JAKARTA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meningkatkan level risiko penularan dan dampak dari virus COVID-19 (sebelumnya bernama virus corona) untuk skala global menjadi sangat tinggi atau setara dengan Tiongkok, menyusul kasus baru per hari virus di dunia mencapai 1.027.

Berdasarkan laporan situasi harian resmi WHO per 28 Februari 2020 yang dikutip di Jakarta, Jumat, total kasus COVID-19 secara global mencapai 83.652 dengan 1.358 penambahan kasus baru.

BACA JUGA: Fadli Zon Minta Pemerintah Jujur soal Virus Corona, Jangan Sembunyikan Fakta

Sebanyak 331 kasus baru terjadi di Tiongkok sehingga totalnya menjadi 78.961 kasus dengan 2791 angka kematian (44 kematian baru). Sedangkan kasus terkonfirmasi baru di luar Tiongkok sebanyak 1.027 kasus menjadi total 4.691 kasus di 51 negara dengan total 67 kematian (sepuluh kematian baru).

Jumlah kasus baru yang dilaporkan di luar Tiongkok mencapai lebih dari 1.000 adalah untuk pertama kalinya semenjak virus COVID-19 ini diidentifikasi. Sementara penambahan 331 kasus baru di Tiongkok merupakan yang terendah sejak lebih dari satu bulan yang lalu.

BACA JUGA: Kemenkes: Indonesia Masih Belum Ada Kasus Covid-19

Ini juga kali pertama WHO meningkatkan level kesiagaan atas risiko penularan dan risiko dampak dari COVID-19 untuk skala regional dan skala global menjadi risiko sangat tinggi atau setara dengan level siaga di Tiongkok selama ini. Sebelumnya, level risiko skala regional dan global adalah risiko tinggi.

Sebanyak lima negara melaporkan kasus COVID-19 pertamanya dalam 24 jam terakhir, yaitu Belarusia, Lithuania, Belanda, Selandia Baru, dan Nigeria.

BACA JUGA: Virus Corona Membayangi Real Madrid Vs Barcelona

Di kawasan Pasifik Barat kasus terbanyak terjadi di Korea Selatan (2.337) dengan 571 kasus baru, Jepang (210) dengan 24 kasus baru, Singapura (96) bertambah tiga, Malaysia (24) bertambah dua, Australia (23), Vietnam (16), Filipina (3), Kamboja (1), Selandia Baru (1). Untuk wilayah Asia Tenggara tidak ada penambahan kasus baru yaitu Thailand (40), India (3), Nepal (1), Sri Lanka (1).

Penyebaran di Benua Amerika terjadi di Amerika Serikat (59), Kanada (11), dan Brasil (1). Wilayah Eropa paling banyak di Italia (650) bertambah 250 kasus, Prancis (38) bertambah 20, Jerman (26) bertambah lima, Spanyol (25) bertambah 13, Inggris (16) bertambah tiga, Swedia (7) bertambah lima, Swis (6) bertambah lima, Austria (4) bertambah dua, Norwegia (4) bertambah tiga, Yunani (3) bertambah dua, Israel (3) bertambah satu, Kroasia (3), Rusia (2), Finlandia (2), Belarusia (1), Lithuania (1), Belanda (1), Belgia (1), Denmark (1), Estonia (1), Georgia (1), Makedonia Utara (1), dan Rumania (1).

Untuk wilayah Timur Tengah paling banyak dilaporkan terjadi di Iran (245) dengan penambahan 141 kasus baru, Kuwait (43), Bahrain (33), Uni Emirat Arab (19) bertambah enam, Irak (7) bertambah satu kasus, Oman (6) bertambah dua, Lebanon (2), Pakistan (2), Afghanistan (1), dan Mesir (1). Untuk wilayah Afrika adalah Aljazair (1), dan Nigeria (1).

Sementara kasus COVID-19 di Kapal Diamond Princess yang berada di perairan Yokohama Jepang kini menjadi 705 kasus. Angka kematian paling banyak di luar China adalah Iran (26), Italia (17), Korea Selatan (13), Jepang (4), Kapal Diamond Princess (4), dan Filipina (1).

Untuk Indonesia, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan belum mengonfirmasi adanya kasus positif Covid-19. Pemerintah saat ini sedang berupaya memulangkan WNI yang berada di Kapal Diamond Princess Jepang setelah sebelumnya telah berhasil membawa 188 kru Kapal Dream World dari Selat Durian.

Tim evakuasi yang merupakan gabungan dari sejumlah instansi dan kementerian telah diberangkatkan ke Jepang menuju Bandara Haneda menggunakan pesawat terbang milik Garuda Indonesia. Tim evakuasi bersama dengan 68 WNI dijadwalkan akan tiba di Tanah Air pada Minggu (1/3). Sebanyak 188 kru Kapal World Dream sudah sampai di Pulau Sebaru Kecil Kepulauan Seribu DKI Jakarta Jumat (28/2) untuk menjalani masa observasi selama 14 hari. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler