jpnn.com, JAKARTA - Xendit, salah satu penyelenggara gerbang pembayaran terdepan di Indonesia, memiliki visi untuk membangun infrastruktur digital di Indonesia dan Asia Tenggara.
Hal ini dimulai dengan menyediakan sistem pembayaran digital yang sederhana dan mudah untuk digunakan, serta dapat diintegrasikan dengan cepat dengan sistem pengguna, didukung oleh layanan konsumen kelas dunia.
BACA JUGA: E-commerce Pacu Pertumbuhan Ekosistem Pembayaran Digital
Xendit pertama kali dibentuk oleh co-founders Moses Lo (CEO), Tessa Wijaya (COO), Bo Chen (CTO) dan Juan Gonzalez (CINO) pada 2015 dan mulai beroperasi sebagai gerbang pembayaran (payment gateway) pada 2016 dengan misi untuk membuat sistem pembayaran di Indonesia semaju negara-negara di berbagai belahan dunia.
Sebagai startup Indonesia pertama yang berhasil lulus dari inkubator bergengsi YCombinator di Silicon Valley, Xendit terus berinovasi dan mengembangkan teknologi untuk mencapai visi dan misinya.
BACA JUGA: Pembayaran Digital GoPay Bisa Dinikmati di 7000 Gerai JNE
Indonesia dipilih Xendit sebagai tempat untuk memulai usahanya bukan hanya karena Moses dan Tessa memiliki ikatan yang erat dengan negara ini, namun juga karena banyaknya kesempatan untuk pengembangan-pengembangan produk yang diperlukan di sini.
“Kami melihat banyaknya kesempatan untuk membawa kemajuan dalam infrastruktur pembayaran digital. Kami telah melihat bagaimana majunya teknologi di negara lain, dan kami juga ingin membangun infrastruktur tersebut di Indonesia,” ujar Wijaya saat press conference sekaligus soft launching XenSpace di Gedung Victoria Ground Floor, Melawai, Jakarta Selatan, Kamis (21/11).
BACA JUGA: PT PP Sukes Mengadakan Kompetisi Digital Construction Hack Pertama di Asia
Xendit berusaha untuk menyediakan produk-produk unggulan dalam bidang teknologi keuangan (financial technology).
Melalui beberapa eksperimen dan riset product-market fit, para founder memutuskan untuk memusatkan perhatian untuk membangun gerbang pembayaran setelah mendapatkan umpan balik dari beberapa calon konsumen.
Xendit mulai beroperasi sebagai gerbang pembayaran di Indonesia pada 2016. Saat awal mula produk diluncurkan, banyak wirausaha belum dapat menemukan layanan pembayaran yang sesuai dengan standar yang mereka inginkan - integrasi yang mudah, cepat dengan pelayanan yang baik.
Melihat situasi ini, Moses dan Tessa mencoba menjawab permasalahan yang ada dengan memperhatikan tiga hal penting tersebut. Teknologi yang dikembangkan oleh Xendit menyederhanakan proses integrasi ke berbagai fitur sistem pembayaran yang dapat digunakan secara mudah oleh berbagai macam jenis usaha.
Saat ini Xendit melayani berbagai macam bisnis di Indonesia yang memerlukan layanan pembayaran online. Klien-klien Xendit sangat beragam, mulai dari UMKM, startup, hingga korporasi besar, seperti Traveloka, Tiket.com, Orami, dan Style Theory.
Produk dan teknologi Xendit diciptakan dengan tujuan untuk memudahkan pelaku bisnis dalam menjalankan usahanya tanpa harus memikirkan proses integrasi sistem pembayaran dan rekonsiliasi yang rumit.
“Kami ingin agar pengusaha dan pemimpin perusahaan dapat memusatkan perhatiannya untuk strategi-strategi pengembangan bisnis dan memajukan usahanya tanpa harus mengkhawatirkan mengenai proses keluar masuk uang ataupun rekonsiliasi pada akhir bulan,” ucap Tessa.
Adapun produk-produk yang disediakan oleh Xendit adalah XenPayments (penerimaan pembayaran), XenInvoice (sistem pengelolaan invoice), XenDisburse (pengiriman dana), XenBatch (batch disbursement - pengiriman beberapa transaksi dalam satu perintah), XenCheck dan XenFraudCheck (proses KYC - Know Your Customers - otomatis).(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy