jpnn.com, MUARA ENIM - PT Bukit Asam Tbk (PTBA) melakukan digitalisasi dalam operasional pertambangan.
Sejak 2020, PTBA memiliki aplikasi CISEA (Corporate Information System and Enterprise Application) untuk memantau aktivitas pertambangan secara real time melalui ponsel.
BACA JUGA: Warganet Kecewa dengan Keputusan Lesti Kejora, Begini Sikap Melanie Subono
Corporate Secretary PTBA, Apollonius Andwie menjelaskan aplikasi CISEA mengintegrasikan beberapa sistem sekaligus.
Di antaranya Automation & SCADA System Integration, Bukit Asam Mine Dispatch Optimation System, Automatic Train Loading Station, Slope Stability Radar (SSR), Digital Telemetri, Sistem Pemantauan Air Terintegrasi (SPARING), hingga Corporate Social Responsibility (CSR).
BACA JUGA: Penjualan Batu Bara PTBA Meningkat Jadi Sebegini
"Transformasi digital merupakan bagian dari langkah PTBA untuk menjalankan Good Mining Practice. Penggunaan teknologi digital juga meningkatkan efisiensi dan keberlangsungan usaha," kata Apollonius Andwie.
Dengan terintegrasinya SCADA dalam platform CISEA, jarak tempuh tidak menjadi masalah untuk melakukan software maintenance, trouble shooting, dan analisa terhadap sistem kendali di PTBA.
BACA JUGA: Benarkah Jual Beli Kucing Haram Hukumnya?
Selain itu, analisa data lebih mudah dan akurat karena semua data operasional disimpan secara otomatis dan real time.
Melalui Bukit Asam Mine Dispatch Optimation System, produktivitas dan efisiensi pertambangan dapat ditingkatkan. Data produksi, real time performance unit dan operator, losstime, konsumsi BBM, monitoring posisi unit, status unit, real time perkiraan kondisi jalur tambang, safety opersional, water monitoring, rain monitoring semuanya tersedia di ponsel.
Automatic Train Loading Station, pengisian dan penimbangan batu bara ke gerbong kereta api dilakukan secara otomatis dan bisa dipantau dengan ponsel.
Waktu proses pengisian batu bara ke gerbong kereta lebih cepat. Kapasitas pengeluaran batu bara dari lokasi tambang ke pelabuhan pun jadi lebih besar dibanding pesaing.
Sedangkan SSR memantau lereng tambang secara real time dan detail. SSR mampu mendeteksi pergerakan kecil yang tidak terdeteksi oleh alat monitoring lainnya.
Dengan begitu, konservasi sumber daya batu bara dapat ditingkatkan. Biaya atas risiko terjadinya longsor diminimalkan.
Ada juga Digital Telemetri yang menyediakan data curah hujan secara real time melalui CISEA.
Kemudian SPARING memberi peringatan dini bila terjadi penyimpangan kualitas air yang tidak sesuai baku mutu.
Apollonius menambahkan, aplikasi CISEA membantu penyaluran CSR agar lebih tepat sasaran dengan menyediakan data kelompok rentan hasil social mapping, mempercepat evaluasi pemberian bantuan, dan memberikan data pembanding ketepatan penyaluran dana CSR.
Sejumlah penghargaan juga diterima PTBA berkat capaian transformasi operasional digital.
"PTBA telah mendapatkan pengakuan Hak Cipta dari Kementerian Hukum dan HAM RI untuk aplikasi CISEA dengan jangka waktu perlindungan 50 tahun sejak diumumkan," jelas Apollonius.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy Artada