JAKARTA - Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam 'Mahasiswa Melawan' melakukan aksi mogok makan dan jahit mulut untuk menolak rencana kenaikan harga BBM, di depan kantor LBH, Jakarta (17/04).
Alasannya, rakyat Indonesia sedang prihatin setelah kenaikan harga bawang . "Sekarang pemerintah akan menaikan harga BBM, yang akan membuat sekitar 200 juta lebih rakyat Indonesia semakin sengsara," ujar Dwi Usni, koordinator aksi.
Dikatakan, bengkaknya beban APBN akibat melonjaknya subsidi BBM, mestinya ditutupi dengan uang yang telah dikorupsi oleh oknum anggota DPR dan pejabat pemerintah yang korup.
"Tapi ini malah ditutupi dengan menaikan harga BBM. Ini adalah bukti kegagalan Rezim SBY-Boediono yang tidak pro terhadap rakyatnya," kata Dwi.
Dikatakan, mestinya SBY menggunakan akun twitternya untuk mendengarkan jeritan rakyat. Tapi, tudingnya, twitter SBY hanya untuk gaya-gayaan saja seperti anak-anak remaja lainnya.
"Presiden negara ini seperti anak - anak ingusan yang baru tumbuh menjadi remaja labil yang senang ment-tweet status-status yang tak jelas. Bukan mendengarkan jeritan rakyat, tapi yang ada rakyatlah yang harus mendengarkan jeritan pemimpinnya. Lucu sekali ngeri ini," teriak lantang Dwi Usni. (ade/jpnn)
Alasannya, rakyat Indonesia sedang prihatin setelah kenaikan harga bawang . "Sekarang pemerintah akan menaikan harga BBM, yang akan membuat sekitar 200 juta lebih rakyat Indonesia semakin sengsara," ujar Dwi Usni, koordinator aksi.
Dikatakan, bengkaknya beban APBN akibat melonjaknya subsidi BBM, mestinya ditutupi dengan uang yang telah dikorupsi oleh oknum anggota DPR dan pejabat pemerintah yang korup.
"Tapi ini malah ditutupi dengan menaikan harga BBM. Ini adalah bukti kegagalan Rezim SBY-Boediono yang tidak pro terhadap rakyatnya," kata Dwi.
Dikatakan, mestinya SBY menggunakan akun twitternya untuk mendengarkan jeritan rakyat. Tapi, tudingnya, twitter SBY hanya untuk gaya-gayaan saja seperti anak-anak remaja lainnya.
"Presiden negara ini seperti anak - anak ingusan yang baru tumbuh menjadi remaja labil yang senang ment-tweet status-status yang tak jelas. Bukan mendengarkan jeritan rakyat, tapi yang ada rakyatlah yang harus mendengarkan jeritan pemimpinnya. Lucu sekali ngeri ini," teriak lantang Dwi Usni. (ade/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Parpol Mengincar, Anas Menghindar
Redaktur : Tim Redaksi