Libur Panjang, Rezeki Nomplok, Banyuwangi Full Wisatawan

Rabu, 06 September 2017 – 08:38 WIB
Sejumlah wisatawan mancanegara saat tiba di bandara. Foto/ilustrasi: dokumen JPNN.Com

jpnn.com, BANYUWANGI - Perkembangan sektor Pariwisata Banyuwangi rupanya makin kuat menyedot wisatawan pada libur panjang berbarengan Hari Raya Iduladha. Sebanyak 3.000 kamar hotel di kawasan yang dijuluki Sunrise of Java ini penuh terisi.

Seperti mendapat durian runtuh saja, destinasi Banyuwangi makin banyak dikunjungi antara lain Kawah Ijen, Pantai Plengkung (G-Land), Watu Dodol, Alas Purwo, Pantai Pulau Merah, Pantai Teluk Hijau, Pulau Tabuhan Air terjun Lider, Pantai Rajegwesi, Pantai Sukamade, Tamansuruh, dan lainnya. Heboh di online, sekaligus sukses di offline.

BACA JUGA: Anugerah BUMN Awards 2017 Tingkatkan Nilai Tambah Bagi Negeri

Di libur panjang kali ini, kawasan wisata Kawah Gunung Ijen di perbatasan Kabupaten Banyuwangi dan Bondowoso jadi tujuan wisata favorit bagi wisatawan lokal maupun mancanegara. Ribuan orang menyemut untuk menyaksikan pemandangan alam kawah Gunung Ijen sejak Jumat 31 Agustus kemarin.

“Hampir semua tempat wisata penuh, terutama kawasan Kawah Ijen, hotel-hotel full terisi. Efek pariwisata di long weekend ini sangat dahsyat. Bahkan UMKM pun ikutan laris,” ujar Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Banyuwangi MY Bramuda, Minggu (3/9).

BACA JUGA: Pesona Pesantren Ciamis Jadi Model Pengembangan Wisata Halal

Ada sekitar 15 ribu wisatawan yang menyerbu kawasan wisata alam Gunung Ijen. Mereka antre dari tengah malam demi blue fire. Padahal, bila hari biasa, jumlah wisatawan sekitar seribu orang.

Homestay yang ada di sejumlah titik pun menjadi sasaran wisatawan yang tidak kebagian kamar hotel. Bahkan, okupansi homestay di Banyuwangi saat long weekend ini 100 persen.

BACA JUGA: ISTA 2017 Dorong Pengelola Wisata Terapkan Konsep Berkelanjutan

“Lonjakan wisatawan ini pararel dengan okupansi hotel yang penuh di Banyuwangi. Demikian pula homestay di kawasan kota dan daerah kecamatan sekitar Gunung Ijen juga penuh semua hingga akhir pekan ini,” kata Bram, panggilan akrab Bramuda.

Bram menjelaskan, Gunung Ijen terkenal dengan blue fire yang hanya bisa dilihat saat malam hari. Fenomena alam ini hanya ada dua di dunia, Indonesia dan Islandia. Biasanya pengunjung akan memulai pendakian sekitar pukul 01.00 WIB untuk bisa menyaksikan nyala biru yang muncul di dasar dinding kawah.

Sektor lain yang mendapatkan berkah dari pariwisata adalah UMKM. Aneka cindera mata dan oleh-oleh khas Banyuwangi habis terjual. Pengusaha kuliner (restoran/tempat makan) khas Banyuwangi pun ikut kebagian berkahnya.

“Saya sudah tanyakan ke Dinas Koperasi dan UMKM, rata-rata UMKM di Banyuwangi mendapat omzet Rp150 juta per hari. Itu dari hasil penjualan kaos, hingga jajanan khas Banyuwangi seperti Sale Pisang, Klemben dan Kopi. Kebanyakan pembelinya berasal dari Jakarta, Surabaya dan Malang. Bahkan ada juga yang berasal dari Thailand, Perancis dan Singapura,” ungkap Bram.

Sektor pariwisata memang memberikan impact besar bagi Banyuwangi. Dari data Dinas Pariwisata Banyuwangi, selama tahun 2016, jumlah wisatawan yang berkunjung ke Banyuwangi tembus hingga 3 juta orang dan wisatawan asing sebanyak 72 ribu orang. Padahal, saat itu target kunjungan wisatawan sebanyak 2,5 juta orang dan wisatawan asing sebanyak sebanyak 50 ribu orang.

"Kami optimistis jumlah wisatawan yang berkunjung melebihi target. Tahun ini target wisatawan domestik 3 juta orang dan target wisman 100 ribu orang. Dan kunjungan terbanyak adalah ke Kawah Ijen, Bangsring Underwater di Kecamatan Wongsorejo, Pantai Boom dan Pulau Merah di Pesanggaran. Kami juga masih punya destinasi-destinasi baru," terang Bram.

Saat ini, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi akan fokus pada peningkatan pelayanan sehingga kunjungan wisatawan di Banyuwangi bisa menggerakkan perekonomian masyarakat.

"Dari survei tahun 2015, rata-rata wisatawan yang berkunjung ke Banyuwangi menghabiskan uang Rp 3,1 juta dan ditargetkan sampai 2020 wisatawan akan membelanjakan uangnya sekitar Rp 5 juta per orang," pungkas Bram.

Menpar Arief Yahya semakin meyakini bahwa CEO commitment itu sangat penting, selain 3A, atraksi, akses, amenitas dalam pembangunan destinasi pariwisata. Banyuwangi bisa dijadikan contoh konkret, bagi bupati, walikota, bahkan gubernur di manapun di seluruh tanah air.

“Ketiga pariwisata dijadikan prioritas utama, maka semua aktivitas diarahkan untuk mensupport pariwisata. Banyuwangi cukup sukses,” kata Menpar Arief Yahya.

Menpar Arief Yahya menargetkan Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur bisa menjadi tujuan wisata dunia. Pasalnya, Banyuwangi telah memiliki daya dukung pariwisata yang memadai. "Untuk Banyuwangi kami akan terus dorong agar pada 2019 bisa menjadi tujuan wisata dunia," ujar pria yang juga asli Banyuwangi ini.

Menpar Arief Yahya menambahkan, Banyuwangi memiliki semua potensi yang membuat kabupaten ini bisa menjadi wisata dunia seperti Kawah Ijen yang terkenal dengan blue fire yang menjadi destinasi favorit wisatawan mancanegara.

"Cable car ini akan menjadi daya tarik tersendiri bagi Banyuwangi untuk menarik wisatawan. Banyuwangi akan menjadi destinasi wisata pertama kelas dunia di Indonesia. Cable car sedang proses perizinan di pemerintah pusat. Selain itu, kini marina terintegrasi pertama di Indonesia sedang dibangun di Pantai Boom dan diharapkan rampung semuanya pada akhir 2018, " papar mantan Dirut PT Telkom itu.(adv/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Peserta Wonderful Sail 2 Indonesia 2017 Enjoy di Pantai Riung


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Kemenpar  

Terpopuler