Liburan, Empat Sekeluarga Tewas

Sopir Ngantuk, Tabrak Truk Tronton Parkir

Jumat, 28 Juni 2013 – 18:32 WIB
LAMONGAN - Kecelakaan maut terjadi di Jalan Raya Lamongan-Babat, persisnya di Desa Paji, Kecamatan Pucuk, kemarin siang (27/5). Penumpang Suzuki Carry Futura Station bernopol P 1752 D yang terdiri atas sepasang suami-istri dan dua anaknya itu tewas karena menabrak truk tronton ekspedisi bernopol N 9265 UG yang sedang parkir di tepi jalan.

Diduga, Awal Bachtiar, sopir Suzuki Carry, 46, warga Perum PKBR D 05 Pengentingan, RT 03/RW03, Kecamatan/Kabupaten Banyuwangi, mengantuk saat mengendarai mobil. Menurut keterangan sejumlah saksi di tempat kejadian perkara (TKP), kecelakaan terjadi sekitar pukul 10.00. Saat itu mobil Suzuki Carry melaju dari timur dengan kecepatan tinggi.

Sekitar 50 meter dari TKP, tiba-tiba mobil merah hati tersebut oleng ke kiri hingga rodanya nyaris turun ke tanah. ''Kecepatannya tidak berkurang hingga akhirnya menabrak truk tronton yang parkir dengan sangat keras. Terlihat ngeri sekali. Sebab, serpihan besi dari mobil itu sempat terlihat beterbangan,'' kata Suwarno, warga sekitar TKP.

Kesaksian Suwarno tersebut tidak berlebihan. Sebab, itu bisa dilihat dari kondisi mobil yang kerusakannya sangat parah. Apalagi, sebagian bodi depan mobil tersebut sempat masuk ke bawah bak tronton yang dikemudikan Imam Syafi'i, 41, warga Jalan Raya Gading RT 14/RW 05, Belawang, Malang.

Tabrakan maut itu spontan mengundang perhatian warga sekitar. Mereka langsung terhenyak untuk segera berlari ke TKP. Semua penumpang mobil Suzuki Carry tewas. Mereka adalah Awal Bachtiar, 46; Nur Aulia, 15; Wiwit Septiani, 42; Nur Imam Hidayat, 14. Mereka sekeluarga. ''Kebanyakan mereka terluka di bagian kepala. Dipastikan luka dalam,'' ungkap saksi yang lain.

Hingga kemarin petang, empat jenazah tersebut masih ditangani di kamar mayat RS Muhammadiyah, Lamongan. Saat menjelang maghrib, baru tiga jenazah yang sudah selesai dikafani. Ternyata, keluarga korban berasal dari Kalitidu, Bojonegoro. Mereka tinggal di seputar pertigaaan.

Diketahui, salah seorang korban, Wiwit, tercatat sebagai warga asal Kalitidu. Dia anak pertama dari pasangan Kusrini, 60, dan Bowo, 65. Menurut Kusrini, keluarga di Kalitidu tidak tahu kalau keluarga Wiwit hendak ke Kalitidu. ''Tahu saya ditelepon Sanes, anak saya yang di Bali. Katanya, malam ini (kemarin, Red) mbak Wiwit menuju ke Bojonegoro,'' tuturnya.

Memang, lanjut dia, Wiwit sering bikin kejutan kalau hendak pulang kampung. Kepulangannya kali ini hendak mengantar Imam untuk disekolahkan di Kalitidu. ''Sekalian liburan. Rencananya, anaknya itu mau disekolah di MTs Negeri Kalitidu,'' ungkapnya.

Ari, adik perempuan ketiga Wiwit, menambahkan bahwa sebelumnya keluarganya sama sekali tidak memiliki firasat apa pun. Karena itu, semua sangat kaget saat mendengar ada kecelakaan. ''Kami semua tidak menyangka,'' katanya dengan suara lirih dan matanya masih terlihat sembab.

Kasatlantas Polres Lamongan AKP P. Sujatmiko menegaskan, kecelakan itu murni karena human error. Penyebabnya, sopir mengantuk. Indikasinya, tidak ada tanda-tanda yang lain di sebelum dan sekitar TKP seperti media jalan yang terbentur kendaraan atau tanda-tanda hitam di aspal tanda mengerem.

''Hampir dipastikan karena sopir mengantuk. Ini menjadi peringatan bagi pengguna jalan yang lain. Kalau mengantuk, segera beristirahat. Kita ikut berbelasungkawa,'' paparnya. (idi/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Surat RZ Tentang Kunjungan JK dan Bencana Asap

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler