jpnn.com, JAKARTA - Keresahan melanda mayoritas klub peserta Liga-2. Pemicunya, karena hingga saat ini belum ada kepastian jadwal kompetisi untuk kasta kedua tanah air yang sebelumnya bernama Divisi Utama itu.
Akibatnya, tidak sedikit manajemen dari Liga - 2 yang harus bertolak ke Jakarta untuk meminta kepastian dari otoritas tertinggi sepak bola tanah air itu.
BACA JUGA: Jersey Green Force Segera Diluncurkan
Ya, sore kemarin (22/3), ada tiga klub dari Sumatera yang mendatangi kantor PSSI yang terletak di Kuningan, Jakarta Selatan itu. Para pengurus itu adalah, manajemen dari Persih Tembilahan-Riau, Persiraja Banda Aceh dan PS SB Bireun, Aceh.
"Kami butuh kepastian dan kejelasan tentang kompetisi kasta kedua ini," ujar Zainal Arif, manejer Persih.
BACA JUGA: Ezra Walian Berpeluang Dimainkan Kontra Myanmar
Menurut dia, mereka akhirnya memutuskan untuk datang ke Jakarta, karena ada banyak informasi yang berubah-ubah terkait jadwal kickoff Liga-2 tersebut.
Salah satunya terkait rencana PSSI untuk menggelar managers meeting dengan klub peserta Liga-2 yang seharusnya berlangsung di Jakarta, hari ini (23/3). Tapi, rencana itu dibatalkan secara sepihak oleh PSSI.
BACA JUGA: Ezra Tinggal Menunggu Surat dari Pak Jokowi
"Karena banyak kesimpangsiuran, kami akhirnya memutuskan untuk datang ke Jakarta. Kami mau mendengar langsung dari PSSI, kapan managers meeting dan kickoff Liga-2 dilakukan," ujar pria berusia 35 tahun itu.
"Karena sebelumnya kami mendengar manager meeting akan dilakukan besok (hari ini, Red). Tapi, kami belum mendapat undangan untuk itu," timpalnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Zaini Yusuf, manager Persiraja. Menurut dia, selain jadwal Liga -2 yang masih kabur, mereka juga butuh kepastian tentang sejumlah regulasi kompetisi.
Sebab, selama ini, di level klub beredar wacana bahwa para peserta hanya bisa menggunakan lima pemain di atas usia 25 tahun.
Namun, menurut Zaini, apakah pembatasan lima pemain di atas usia 25 tahun itu hanya di dalam lapangan atau yang bisa dikontrak oleh klub dalam satu musim.
"Kami tunggu kepastian tentang itu semua dari PSSI. Karena saat ini, kami masih ragu untuk mengontrak pemain bila belum ada kejelasan tentang regulasi itu," papar dia.
Rumadi, direktur operasional PSS Sleman bahkan menyarankan PSSI membentuk operator lain untuk mengelola Liga-2 tersebut.
Sebab, selama ini, lanjut Rumadi, PSSI sepertinya kewalahan untuk mengurus Liga-1.
"Kalau saja Liga-2 dipegang oleh operator berbeda, kami yakin kompetisi Liga -2 tidak akan terbengkalai seperti ini," ujar Rumadi.
Selain itu, pelatih PSIS Semaran, Subangkit mengungkapkan, ketidakpastian jadwal kompetisi tersebut membuat mereka kesulitan menentukan peak performance pemain jelang kompetisi.
Menurut Subangkit, menggelar jadwal ujicoba seperti yang mereka lakukan selama ini, tidak bisa menjadi jaminan meningkatkan performa pemain.
"Klub Liga-2 termasuk memiliki andil besar dalam sepak bola tanah air. Jadi, jangan ada kesan kompetisi kasta kedua ini seperti di anak tirikan," kata Subangkit.
Sementara itu, Ketua Executive Committee (Exco) PSSI bidang kompetisi, Yunus Nusi menyerahkan kepastian kompetisi itu kepada PT Liga Indonesia Baru yang menjadi operator kompetisi musim baru nanti.
"Manager meeting Liga -2 sebenarnya harus berlangsung besok (hari ini, Red) tapi, sepertinya operator belum siap," tuturnya. (ben)
BACA ARTIKEL LAINNYA... PSSI Bakal Pasang Pengamanan Tiga Lapis di Pakansari
Redaktur & Reporter : Soetomo