Lihat Baik-baik, Ini Terduga Pembunuh Dwi Farica Lestari, Ada yang Kenal?

Senin, 18 Januari 2021 – 14:29 WIB
Terduga pelaku pembunuhan Dwi Farica Lestari di sebuah homestay atau kos elit di Panjer, Denpasar, Sabtu (16/1). Foto: Screenshoot rekaman CCTV/Radar Bali

jpnn.com, DENPASAR - Kasus kematian Dwi Farica Lestari, yang diduga dibunuh, masih misterius.

Petugas Polresta Denpasar hingga kini belum berhasil menangkap pelaku, meski sejumlah saksi telah dimintai keterangan.

BACA JUGA: Letkol Yudi Rombe Sudah Menghubungi Bupati, Segera

Bahkan, polisi juga telah menemukan beberapa alat bukti dan petunjuk dalam pengungkapan kasus ini. Selain helm ojek online (Ojol) dan pisau lipat, polisi menyita CCTV.

Dari temuan sementara kamera lima pada rekaman CCTV adalah munculnya sosok laki-laki naik ke lantai dua homestay atau indekos di kawasan Panjer, Denpasar, Bali, tempat korban ditemukan tewas.

BACA JUGA: Kasdim Mayor Sugeng Dikabarkan Meninggal Usai Divaksin Covid-19, AKBP Arief Langsung Bergerak

Lelaki yang diduga pelaku itu mengenakan baju warna merah, celana pendek warna biru dongker selutut dan mengenakan helm Ojol di kepala serta mengenakan masker.

Tidak itu saja, pelaku juga menenteng ponsel pintar di tangan kanannya, sambil celingak-celinguk di TKP.

BACA JUGA: G Ditembak, Polisi Peringatkan Rekannya yang Masih Berkeliaran

Selain itu, dari anak tangga pertama menuju lantai dua di kamar korban, dia tidak mengenakan sandal sama sekali.

Tampak dia berjalan pelan menuju lantai dua. Di mana kamar korban persis berada pada sisi kiri ujung tangga atas.

Sementara itu, sumber polisi menyebut, selain rekaman video CCTV yang beredar, awalnya pelaku memang datang sendirian. Dia memarkir sepeda motornya di luar. Lalu masuk ke dalam kawasan home stay dengan santai.

"Patut dicurigai bahwa itu adalah terduga pelaku yang menghabisi nyawa korban," terang sumber polisi.

Sementara itu, kepada petugas polisi, seorang saksi bernama Dianty, 22, yang merupakan teman indekos korban  menuturkan bahwa sebelumnya korban sempat makan di kamar saksi. Saat itu sekitar pukul 01.20 wita.

Setelah selesai makan, korban lalu kembali ke kamarnya di samping kamar saksi.

Sekitar pukul 01.40 WITA, saksi terjaga dari tidur karena mendengar suara teriakan dan berisik berupa bunyi suara 'glebag-glebug' seperti orang berkelahi dari kamar korban.

Karena saksi merasa ada sesuatu yang tidak beres, dia lalu mengirim chat Whatsapp ke korban. Namun korban tidak membalas. Saksi lalu menelepon berulang kali namun juga tidak ada jawaban.

Karena saksi takut dan terjadi apa-apa selanjutnya saksi menelepon penjaga rumah indekos elite itu untuk menemaninya mengetuk pintu dan mengecek korban ke kamarnya.

Setelah petugas jaga datang, selanjutnya saksi bersama petugas jaga mengetuk pintu kamar korban. Namun tidak ada jawaban.

Karena pintu terkunci dari dalam penjaga indekos, mengecek mengintip lewat belakang masuk lewat kamar nomor tiga dan dia melihat banyak darah di lantai korban.

Atas temuan itu, saksi lalu memberitahukan ke penghuni kamar lainnya. Beberapa penghuni kamar yang mendapati info itu langsung mengecek dan benar saja mereka melihat korban dalam kondisi tewas berlumuran darah dalam kondisi tidak berpakaian.

Setelah temuan itu, penghuni indekos lain menghubungi pihak kepolisian. Tidak berselang lama, polisi tiba di TKP dan melakukan olah TKP. Sementara itu jasad korban dievakuasi ke RSUP Sanglah Denpasar. 

Sementara itu, Kasat Reskrim Polresta Denpasar Kompol Anom Danujaya menerangkan jika dari dugaan sementara, wanita kelahiran 24 April 1997 itu merupakan korban pembunuhan.

"Dari olah TKP sementara dilakukan pihak kepolisian memang ditemukan korban dalam kondisi meninggal dunia, dan ditemukan darah diseputaran TKP, kita menduga memang dugaan awal telah terjadi tindak pidana pembunuhan," katanya, Sabtu (16/1).

Dijelaskannya, setelah kejadian itu, anggotanya melakukan olah TKP selama kurang lebih 3 jam. Itu termasuk memeriksa sejumlah rekaman kamera CCTV.

Selain itu beberapa saksi juga telah diperiksa. Mulai dari penjaga homestay hingga tetangga kamar korban.

"Kami masih mengumpulkan alat bukti, mudah-mudahan segera terungkap seperti apa peristiwa sebenarnya. Saat ini sudah ada empat sampai lima saksi yang diperiksa," imbuhnya. (rb/mar/yor/mus/JPR)

 


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler