Lihat, Jokowi dan Menteri Siti Merehabilitasi Lahan Bekas Tambang

Kamis, 09 Desember 2021 – 05:05 WIB
Presiden Jokowi dan Menteri LHK Siti Nurbaya merehabilitasi lahan bekas tambang dengan menanam pohon di daerah aliran sungai (DAS), Kabupaten Sintang, Provinsi Kalimantan Barat, Rabu (8/12/2021). Foto: Humas KLHK

jpnn.com, SINTANG - Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya dan sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju serta masyarakat merehabilitasi lahan di area bekas tambang di Provinsi Kalimantan Barat.

Jokowi melakukan rehabilitas lahan bekas tambang tersebut dengan menanam pohon di salah satu daerah aliran sungai (DAS) di Kabupaten Sintang, Provinsi Kalimantan Barat, Rabu (8/12/2021). 

BACA JUGA: Rehabilitasi Lahan Bekas Tambang di Kalbar, Pupuk Kaltim Gandeng KLHK

“Ini adalah bekas pertambangan emas kira-kira tahun 1990-an. Kemudian, kami telah menanam vegetasi pohon baik itu buah-buahan dan spesies-spesies yang lainnya," ujar Presiden Jokowi di lokasi penanaman.

Dengan penanaman pohon tersebut, Jokowi berharap daerah tangkapan air (DTA) atau catchment area dan daerah aliran sungai (DAS) di hulu Sungai Kapuas maupun Sungai Melawi yang rusak karena aktivitas pertambangan dan perkebunan bisa pulih kembali.

BACA JUGA: Dirjen PPKL: Aspek Lingkungan Harus Diperhatikan di Lahan Bekas Tambang Batu

Penanaman pohon juga diharapkan bisa dilakukan di tempat-tempat area bekas tambang lainnya.

“Selain kami akan membangun sebuah persemaian (nursery) di lingkungan Sungai Kapuas dalam rangka penanaman kembali, rehabilitasi kembali hutan-hutan kita yang rusak," imbuhnya. 

BACA JUGA: Pergerakan Advokat Nusantara Menggugat Kapolri Terkait Pengangkatan 57 Eks Pegawai KPK Jadi ASN

Resapan Air yang Harus Dilestarikan

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar dalam laporan tertulisnya menyebut wilayah hulu DAS Kapuas merupakan kawasan resapan air yang harus dilestarikan karena potensi penyimpanan air tahan sebagian besar berasal dari kawasan tersebut.

“Jika kawasan ini rusak, potensi hidrologi yang besar tersebut akan hilang," ujar Siti Nurbaya.

DAS Kapuas membentang dari Kabupaten Kapuas Hulu sampai ke Kota Pontianak yang melintasi sejumlah kabupaten lainnya yakni Kabupaten Sintang, Kabupaten Melawi, Kabupaten Sekadau, Kabupaten Sanggau, dan Kabupaten Landak.

Sejak tahun 2016, DAS Kapuas termasuk dalam target rencana strategis prioritas Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk dipulihkan daya dukungnya karena pertimbangan tingkat kekritisan lahan.

Selain itu, secara khusus Presiden juga telah menetapkan untuk dibangun satu unit persemaian secara luas untuk rehabilitasi hutan dan lahan di Kalimantan Barat khususnya DTA Kapuas. Kapasitas bibit direncanakan untuk minimal 10 juta bibit per tahun.

"Bisa dilakukan dengan pola public-private partnerships dan inilah juga saat di mana swasta ikut secara langsung dalam tanggung jawab pemulihan lingkungan," imbuh Menteri LHK.

Dalam catatan KLHK bahwa areal bukaan tambang se Indonesia baik di wilayah izin usaha  penambangan (WIUP) maupun di luar WIUP yang tidak tertib  tercatat lebih dari 800 ribu ha se Indonesia. Yang terbanyak di Kaltim, menyusul Babel, Kalteng; Kalsel dan Kalbar. Berikut di Riau dan Sumsel. 

Catatan areal bukaan dimaksud di Kalbar seluas lebih dari 80 ribu  ha  dan diantaranya kurang lebih 16 ribuan dalam kawasan hutan. Pada DTA Kapuas  Hulu di 3 kabupaten, KLHK juga sudah menesuri awal sekitar 4 ribu hektare penambangan emas tanpa ijin.

KLHK sedang terus mengembangkan upaya penertiban  oleh Ditjen  Gakkum sambil penanaman kembali sebagai rehabilitasi oleh Dirjen Pengelolaan DAS dan Rehabilitasi Lahan

Turut mendampingi Presiden dalam kegiatan penanaman pohon tersebut yaitu Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto, Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji, dan Bupati Sintang Jarot Winarno.(fri/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler