jpnn.com, SAO PAULO - Brazil kini makin kewalahan menghadapi pandemi penyakit virus corona 2019 (COVID-19). Pagebluk itu telah merenggut lebih dari 42 ribu jiwa warga Brazil.
Negeri Samba itu kini di bawah Amerika Serikat dalam hal jumlah korban jiwa akibat COVID-19. Brazil sampai terpaksa menyiapkan banyak kuburan massal untuk mengubur warganya yang meninggal dunia lantaran virus yang belum ada obatnya itu.
BACA JUGA: Brazil Zona Merah Dunia, Tingkat Kematiannya Terus Meningkat
Namun, keterbatasan lahan permakaman memaksa Brazil menggali kuburan yang sudah terisi. Mayat-mayat yang sudah lama terkubur diangkat lagi, kemudian liang lahadnya dipakai untuk memakamkan jenazah korban COVID-19.
Saat ini Brazil menjadi episentrum wabah COVID-19 di Amerika Selatan. Sudah lebih dari 830.000 warga Brazil terjangkiti COVID-19, dengan korban jiwa di atas 42 ribu.
BACA JUGA: Pribumi Brazil Tak Berdaya Melawan Virus Corona, Situasinya Benar-Benar Darurat
Foto: AP
Sao Paulo yang memiliki populasi lebih dari 12 juta menjadi wilayah terparah akibat COVID-19 dibandingkan region lainnya. Sudah lebih dari 5.480 kematian akibat COVID-19 di kota terbesar di Brazil itu.
BACA JUGA: Wabah Corona di Brasil Sangat Parah, Bolsonaro Malah Ikut-ikutan Donald Trump
Sao Paulo memiliki tempat permakaman besar bernama Vila Formosa. Selama April saja terdapat 1.654 jenazah yang dikubur di Vila Formosa, sementara pada bulan sebelumnya sekitar 500-an mayat.
Foto-foto udara memperlihatkan kawasan permakaman yang sebelumnya tampak normal, kini dipenuhi lubang-lubang untuk mengubur jenazah korban COVID-19. Dinas Permakaman Sao Paulo mengatakan, makam-makam dengan mayat yang telah dikubur lebih dari tiga tahun silam kembali digali untuk memenuhi kebutuhan akan kuburan yang melonjak akibat pandemi.
Syahdan, tulang-tulang dari kuburan yang digali lantas dikumpulkan dalam tas dan untuk sementara waktu disimpan. Tulang-tulang yang terkumpul itu diregistrasi untuk selanjutnya dikirim ke permakaman lain.
Adenilson Costa, seorang penggali kubur di Vila Formosa mengkhawatirkan jumlah korban jiwa akan terus melonjak. Saat ini warga Brazil masih tetap nekat beraktivitas di luar rumah.
Pertokoan dan pusat perbelanjaan yang kembali beroperasi pun membuat Costa kian waswas. “Ini bukan akhir, sekarang adalah saat mengkhawatirkan dan masih ada orang di luar,” ujarnya.
Costa mengatakan, salah satu kerabatnya meninggal akibat COVID-19 dan dikubur di Vila Formosa. Selain itu, tiga teman Costa juga bernasib sama.
“Orang-orang mengatakan tak ada yang menakutkan bagi penggali kubur. COVID yang menakuti kami,” katanya.
Presiden Brazil Jair Bolsonaro yang sebelumnya menganggap COVID-19 sebagai flu biasa pun telah berada dalam tekanan karena terlihat kedodoran mengatasi pandemi yang melanda negerinya. Di Rio de Janeiro, pedemo menggali kubur di pantai dan mengubur diri mereka sebagai bentuk protes.
Ahli kesehatan mencatat hingga saat ini belum ada tanda-tanda pandemi COVID-19 bakal mereda. “Jumlah kasus parah yang berkelanjutan masih harus dicermati,” ujar Direktur Program Kedaruratan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Dr Mike Ryan.(SUN/ara/jpnn)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
Redaktur & Reporter : Antoni