jpnn.com - CIREBON – Delapan orang nekat memanjat dua unit crane yang ada di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), Cirebon, Minggu (15/5) pagi. Dari atas alat berat tersebut mereka kemudian membentangkan sejumlah banner raksasa.
Mereka adalah aktivis lingkungan dari Greenpeace, Walhi dan Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) yang memprotes proyek ekspansi PLTU batu bara skala besar yang bermunculan belakangan ini. Banner yang mereka bentangkan di antaranya bertuliskan “Clear Energy, Clean Air”, “Energi Bersih, Udara Bersih”. Kemudian “Quit Coal”, “Tolak Batu Bara”.
BACA JUGA: Buktikan Keperawanan, Ibu Lihat Anak dan Mantu Malam Pertama
Menurut juru bicara Greenpeace Hindun Mulaika, dengan melakukan ekspansi PLTU, pemerintah sama saja mengingkari misi menurunkan emisi gas rumah kaca yang sudah dicanangkan beberapa waktu lalu. Greenpeace mengkalkulasi, dampak gas dari PLTU batu bara yang ada sudah menghasilkan 6.500 orang terdampak kematian dini per tahun di Indonesia.
Baik untuk bahan bakar fosil sektor transport maupun energi seperti PLTU, polusinya sangat mengancam kesehatan masyarakat. Sebut saja ISPA, kanker paru-paru, penyakit pernapasan, jantung, peredaran darah lainnya.
“Karena itu ini harus menjadi perhatian kita bersama,” kata dia kepada wartawan di lokasi.
BACA JUGA: Diky Candra Mulai Kasak-kusuk di Tasikmalaya
Terlebih menurutnya, PLTU batu bara bukan satu-satunya jawaban untuk meningkatkan energi listrik menjadi 3.5000 megawatt seperti yang ditargetkan pemerintah. Namun, banyak sumber energi terbarukan yang memang belum dimanfaatkan secara maksimal.
“Justru kenapa pilihan yang sangat kotor ini dengan karbon yang sangat tinggi, dampak kesehatan yang sangat besar menjadi prioritas pemerintah saat ini,” tukasnya. (hsn/jun/JPG/dil/jpnn)
BACA JUGA: Pasar Plered Terbakar Hebat, Mobil Damkar Ditimpuki Pedagang
BACA ARTIKEL LAINNYA... SALUT! Eks Sandera Abu Sayyaf Tak Gentar Kembali Melaut
Redaktur : Tim Redaksi