jpnn.com, GORONTALO - Ada keistimewaan di Festival Pesona Danau Limboto digelar di Kabupaten Gorontalo 21-25 September 2017 nanti. Pengunjung akan menyaksikan ribuan burung karena berbarengan dengan musim migrasi burung.
Kedatangan burung migran ini sudah terlihat pada pertengahan Agustus lalu. Puncaknya masih bisa disaksikan hingga minggu terakhir bulan September. Sejumlah trinil semal, trinil kaki hijau, kedidi leher merah, gagang bayam timur, dan lainnya sudah mulai terpantau pengamat burung di kawasan ini.
BACA JUGA: Wonderful Indonesia Jawara di Kompetisi Video Wisata UNWTO
“Kemeriahan festival ini difokuskan di kawasan Pentadio Resort di sisi Danau Limboto. Kami mengenalkan burung migran sebagai fokus Festival Pesona Danau Limboto ini. Keanekaragaman hayati Gorontalo berlimpah dan harus beriringan dengan pengembangan kepariwisataan tanpa harus merusak lingkungan,” kata Kepala Dinas Kepemudaan Olah Raga dan Pariwisata Kabupaten Gorontalo, Haris Tome, Selasa (12/9).
Burung-burung ini datang dari belahan bumi utara. Keberadaan burung tersebut bisa disaksikan di persawahan, pantai, danau, atau tempat lain yang tidak terhalang. Burung-burung ini berkelompok kecil hingga ribuan ekor. Mereka sibuk mencari makan dan beristirahat.
BACA JUGA: Cirebon Siap Terima 10.000 Tamu Keraton Nusantara
“Burung terlihat datang duluan adalah Gagang Bayam, jumlahnya mencapai lebih dari 40 ekor dalam satu kelompok. Suaranya khas riuh di pinggir Danau Limboto,” ujar Haris Tome.
Migrasi burung ini merupakan fenomena alam yang terjadi setiap tahun. Saat musim dingin di belahan bumi utara, burung berbagai jenis mengembara ke arah selatan bumi termasuk Indonesia untuk mempertahankan hidupnya.
BACA JUGA: Wow, 16 Bus di Paris Dibranding Wonderful Indonesia
Selain itu, Kabupaten Gorontalo saat ini juga sedang mengenalkan kembali kawasan Pentadio Resort untuk menarik wisatawan mancanegara (wisman) sambil menikmati keindahan Danau Limboto.
"Di Danau Limboto wisatawan bisa menikmati bersampan dengan nelayan sambil melakukan pengamatan burung-burung air. Selama ini memang kebanyakan yang datang pakar lingkungan, pengamat burung, atau yang suka wisata alam," ungkap Haris Tome
Tidak hanya itu, lanjut Haris Tome, di Danau Limboto, juga ada sumber mata air panas (geotermal), kolam renang dan kuliner berbagai daerah yang dapat dinikmati pengunjung.
Menteri Pariwisata Arief Yahya menyebut migrasi burung-burung itu adalah atraksi yang alamiah dan langka. Tidak banyak daerah yang bisa melihat pergerakan burung-burung dalam gerombolan besar itu. "Inilah yang harus dijaga dan dilestarikan ekosistemnya. Semakin dilestarikan, semakin mensejahterakan," kata Arief Yahya.
Arief juga memuji langkah pemerintah Gorontalo yang telah berupaya keras dalam mengembangkan aksesibilitas, atraksi dan amenities produk wisata di daerah mereka. Menpar juga mengungkapkan akan mendukung acara tahunan ini.
"Kemenpar akan dukung acara ini. Untuk Festival Danau Limboto saya salut sama Gorontalo yang berani menargetkan akan mendatangkan 1.859 wisman dan 35.000 wisnus," ungkap Menpar Arief Yahya.
Gorontalo memang dinilai cukup berani dengan menetapkan target tinggi yakni 3.874 wisatawan mancanegara dan 96.026 pergerakan wisatawan nusantara. Sehingga tiga daya tarik utama yang dimiliki Gorontalo yakni budaya, alam dan buatan menjadi potensi besar sebagai strategi pemasaran untuk mendatangkan kunjungan.
"Tapi memang harus optimis, dengan adanya target, kita akan semakin semangat mendatangkan wisman dan wisnus. Target nasional saja 15 juta wisman tahun ini, dan 20 juta wisman nanti 2019," ujar Menpar Arief Yahya. (jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Presiden Minta Perguruan Tinggi Buka Fakultas Media Sosial
Redaktur : Tim Redaksi