jpnn.com, JAKARTA - Liliyana Natsir berinvestasi di usaha rintisan di bidang e-commerce, setelah memutuskan pensiun dari dunia bulu tangkis. Ia ingin mempermudah warung tradisional dalam mendapatkan barang dagangan melalui aplikasi Troli.
Aplikasi Troli nantinya dapat mendukung UKM warung tradisional agar bisa naik kelas serta memiliki kompetensi dalam persaingan dengan minimarket. Nantinya, pengembangan akan dilakukan kegiatan promosi, digital marketing, serta edukasi kepada komunitas untuk menguatkan branding Troli.
BACA JUGA: Kudo, Aplikasi Digital untuk Bantu Warung Tradisional
"Kenapa tertarik menekuni bisnis ini, karena saya sendiri merupakan seorang pengguna berbagai aplikasi startup, yang lantas tertarik dengan konsep yang ditawarkan oleh Troli yang menurut saya agak berbeda,” ungkap wanita yang akrab disapa Butet itu.
Aplikasi yang baru diluncurkan 27 September lalu ini menggandeng mitra warung UKM sebagai partner bisnisnya. Nantinya, para mitra tersebut akan memiliki toko digital melalui aplikasi Troli, di mana pemasarannya akan dibantu oleh tim marketing Troli untuk aktivasi di sekitar lingkungan radius 200-500 meter.
BACA JUGA: Selamat, Liliyana Natsir Diangkat jadi PNS
Mitra Troli juga dapat menjual produk lain yang ada di warung atau produk rumahan yang dibuat sendiri. Para mitra akan mendapatkan potensi keuntungan ritel 10-15 persen dan tidak perlu pusing memikirkan belanja stok barang dagangan karena semua bisa di pesan melalui aplikasi Troli.
“Troli adalah platform ritel groceries yang berkonsep pada cluster area-based dengan radius penjualan antara 200-500 meter di sekitar area perumahan atau kompleks (RT/RW). Platform ini bertujuan untuk menjadikan warung kelontong menjadi warung digital dengan variasi produk yang dijual tidak akan kalah toko modern atau minimarket,” kata CEO Troli Roni Irawan.
BACA JUGA: Klikdaily Berdayakan Warung Tradisional
Troli ditargetkan bisa menjadi pioner UKM marketplace yang dapat memberikan kontribusi dalam perekonomian Indonesia.
Berdasarkan data dari Kementerian Koperasi dan UMKM, kontribusi UMKM pada PDB mencapai 60,34 persen pada 2017. Kontribusi ini pada dasarnya masih dapat ditingkatkan, mengingat peran UMKM dalam porsi ekspor di Indonesia hanya mencapai 15,7 persen. (mg9/jpnn)
Redaktur & Reporter : Dedi Sofian