Lima Bulan Tak Bisa Tidur

Rabu, 10 Juli 2013 – 20:35 WIB
SURABAYA - Tak pernah diduga oleh Hunaini, 49, bahwa sesak napas yang dialami pada November silam merupakan awal penderitaan baginya. Warga Kelurahan Panderejo, Kabupaten Banyuwangi, itu sempat mengira napas berat yang dialaminya merupakan hal biasa. Ternyata gejala itu menjadi cikal bakal munculnya tumor di jantung.

Dia menjelaskan, sesak napas tersebut tidak kunjung sembuh meski berkali-kali diperiksakan ke dokter. "Saya sudah mengonsumsi beberapa obat. Namun, hasilnya sama saja. Bahkan, saya tidak pernah tidur selama lima bulan. Untuk berbaring saja sakitnya sangat luar biasa," ujarnya saat ditemui di kamar kelas III RSUD dr Soetomo, Selasa (9/7).

Walau dirawat di beberapa rumah sakit di daerah serta mencoba pengobatan alternatif, penyakitnya tak kunjung sembuh. Akhirnya dengan rekomendasi salah seorang dokter di Bondowoso, dia memutuskan pergi ke RSUD dr Soetomo. "Saat itu kondisi Bapak sudah tidak kuat lagi. Napasnya sudah nggak teratur dan kakinya mulai membengkak," ujar Fatimah, 41, istri Hunaini.

Sampai di RSUD dr Soetomo pada 23 Juni, Hunaini langsung disambut tim dokter yang dipimpin spesialis bedah jantung dr Yan Efrata Sembiring SpB-TKV(K). Setelah didiagnosis awal melalui pemeriksaan echocardiography, ternyata baru diketahui bahwa si pasien menderita tumor jantung (cardiac myxoma).

Tiga hari setelah tahu bahwa pasien mengidap tumor jantung, tim dokter memutuskan langkah cepat untuk segera mengoperasi pengangkatan tumor. "Rabunya kami rapat dan Kamis 27 Juni kami lakukan operasi," jelas dr Yan.

Menurut lulusan FK Unair itu, operasi yang memakan waktu lima jam tersebut terbilang cukup rumit. Sebab, tumor itu sudah terlalu lama mengendap di jantungnya. "Jadi, tumor itu berukuran lumayan besar, sekitar 5 x 5 cm. Nah, inilah yang menutup jaringan pembuluh darah, sehingga aliran darah tersumbat," paparnya.

Dia menjelaskan, pengangkatan tumor itu serta merta tidak meninggalkan efek. Hanya, salah satu imbasnya adalah terjadi kerusakan di dinding katup (klep) jantung. "Konsekuensinya jelas, dinding katup jadi rusak. Karena itu, dinding katup yang asli kami buang dan kami ganti dengan katup dari logam," jelasnya. Logam yang ditanam sebagai pengganti dinding katup jantung tersebut, menurut Yan, akan dipasang seumur hidup dan tidak bisa diambil kembali.

Operasi yang berlangsung pukul 08.00 hingga pukul 13.00 itu terbilang berhasil. "Ya, syukurlah, akhirnya tumor tersebut dapat kami angkat," ujar spesialis bedah jantung itu.

Sementara itu, salah satu tim dokter, spesialis kardiologi dr Dyah Prihatini SpJP (K), menuturkan, tumor jantung merupakan salah satu penyakit langka yang pernah terjadi. "Angka kejadian penyakit ini kurang dari 0,14 persen atau lima dari 10.000 orang," ungkapnya.

Dia menjelaskan, penyakit tersebut umumnya menyerang pasien pada usia produktif, 30-60 tahun. Selain itu, hampir 86 persen tumor tersebut tumbuh di serambi kiri jantung.

Tumor itu, lanjut Dyah, menyumbat atau mengganggu aliran darah ke jantung, sehingga dapat menyebabkan kematian. Yang juga membahayakan, jika ada bagian tumor yang lepas lantas menyumbat aliran darah di pembuluh darah otak. Ini dapat mengakibatkan stroke.

Karena itu, tidak jarang pasien yang menderita tumor jantung mengalami sesak napas yang sangat luar biasa. "Bahkan, tidur berbaring saja tidak bisa. Jadi, tidurnya setengah duduk," ungkapnya.

Ketika aliran darah tersumbat, kaki akan membengkak serta perut membesar. Kejadian itu merupakan seluruh gejala akibat dari gagal jantung sebelah kanan.

"Nah, pasien tersebut juga mengalami itu. Dia datang dengan kondisi sangat kritis. Perutnya buncit, kakinya bengkak, dan napasnya terputus-putus," ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, spesialis anestasi dr Bambang Wahyu SpAn-KIC menjelaskan, kondisi pasien saat datang sangat kritis. "Selain gejala yang sudah disebutkan tadi, waktu dilakukan operasi, untung saja klep jantungnya masih ada kebocoran. Jadi, tidak menutup pembuluh secara total. Kalau menutup semuanya, wah lain lagi ceritanya," jelasnya. (dha/c2/end)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Konsumsi Sehat Saat Sahur dan Buka Puasa

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler