Lima Partai Islam Masih Terpuruk

Minggu, 28 April 2013 – 15:33 WIB
JAKARTA - Elektabiltas partai-partai berbasis massa umat Islam, termasuk tokoh-tokohnya, masih terpuruk. Hal itu nampak dari hasil survei yang dirilis Lembaga Klimatologi Politik (LKP).

CEO LKP, Usman Rachman menerangkan lima parta berbasis massa umat Islam yakni PKS, PAN, PKB, PPP, dan PBB menghuni papan bawah rating elektabilitas.

Usman menerangkan, elektabilitas PKS saat ini sudah tergeser oleh Partai Hanura dan Partai NasDem. Hal itu berpengaruh terhadap keinginan partai yang dipimpin Anis Matta tersebut untuk mendapat posisi tiga besar di Pemilu 2014.

"Tampaknya impian PKS untuk menjadi pemenang Pemilu 2014 hanya tinggal impian, mengingat kasus korupsi yang menjerat mantan Presiden PKS Lutfhi Hasan Ishaq cukup membuat publik meragukan komitmen partai itu terhadap pemberantasan korupsi," ujar Usman di Hotel Grand Menteng, Jakarta, Minggu (28/4).

Usman menjelaskan, PAN yang rajin beriklan di media massa juga belum beranjak ke posisi ideal sebagai partai pelopor reformasi. Elektabilitas partai yang dipimpin Hatta Rajasa itu, suaranya di bawah Pemilu 2004 dan 2009.

Nasib yang sama juga dialami PKB dan PPP. Usman menerangkan, kedua partai tersebut masih 'jauh panggang dari api' untuk mengembalikan kejayaannya di masa lalu. Sedangkan PBB tampak sangat kurang siap menghadapi Pemilu 2014.

Usman menyatakan, banyak faktor yang membuat partai Islam kurang diminati. Salah satunya adalah krisis kepemimpinan yang terjadi di dalam tubuh partai-partai tersebut.

Para ketua umum yang memimpin partai-partai Islam sekarang ini kapasitasnya baru pada level manajerial, belum sampai menjadi solidarity maker bagi umat Islam.

"Mereka tidak memiliki kapasitas sebagai vote getter dalam Pemilu, sehingga mereka masih banyak membutuhkan artis-artis ngetop untuk menjadi pendulang suara pada Pemilu 2014 nanti," pungkasnya. (gil/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... 8 Parpol Daftarkan Caleg Ganda

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler