JAKARTA - Lion Air bakal melayani sejumlah rute "tanpa tuan" sepeninggal TigerAir Mandala yang berhenti operasi sejak 1 Juli lalu. Selain itu, maskapai yang didirikan pengusaha Rusdi Kirana ini juga mendirikan perusahaan baru bidang katering untuk menyuplai kebutuhan penerbangan.
Direktur Umum Lion Air Edward Sirait mengatakan bahwa rute-rute yang ditinggalkan oleh maskapai atau operator lain otomatis kembali ke Kementerian Perhubungan (Kemenhub) selaku regulator.
"Kemenhub selalu mengimbau agar rute itu terus dilayani oleh maskapai lainnya," kata Edward saat buka puasa bersama Grup Lion Air, kemarin (10/7).
Menurut Edward, imbauan tersebut berlaku untuk rute yang ditinggalkan TigerAir Mandala. Maskapai ini meninggalkan delapan rute, baik domestik maupun internasional. Rute domestik yakni Jakarta-Denpasar, Jakarta-Pekanbaru, Pekanbaru-Jogja, dan Jogja-Palembang. Sedang rute internasional adalah Jakarta-Singapura, Jakarta-Bangkok, Denpasar-Hong Kong, dan Denpasar-Singapura.
"Ada empat rute yang sudah kita layani (sepeninggal TigerAir Mandala). Rute domestik semua. Kami buat satu rotasi pesawat untuk itu. Untuk yang regional (internasional) kita lagi hitung untuk melayani atau tidak," ucap pria akrab disapa Edo ini.
Kajian untuk rute internasional dikaji bersamaan dengan rencana datangnya tambahan enam pesawat baru Airbus A320 pada akhir tahun 2014. Rencananya semua pesawat itu untuk digunakan Batik Air, maskapai full services milik Grup Lion Air.
BACA JUGA: Jelang Lebaran, BNI Maksimalkan Pelayanan
"Batik akan melayani beberapa rute baru terutama rute yang high end. Kita terima dua tahap nanti. Tahap pertama dari pabrik yang di Hamburg (Jerman) dan tahap kedua dari pabrik di Toulouse (Perancis)," terusnya.
Khusus untuk rute dalam negeri, tambahan layanan rute yang ditinggalkan TigerAir Mandala itu sejalan dengan rencana Lion yang ingin membuka beberapa rute baru. Namun itu di luar dari rencana yang tetap akan dijalankan untuk membuka rute di luar rute yang sudah ada.
"Misalnya sekarang kita sudah terbang Jakarta-Kendari. Nanti kita mau ada Malang-Balikpapan sehingga tidak perlu lagi dari Malang ke Surabaya dulu. Atau Malang - Tarakan dan rute lainnya. Ini untuk mengantisipasi kendala padatnya di bandara hub yang saat ini sudah full," ucap Edo.
Terkait dengan langkah antisipasi menghadapi lonjakan penumpang saat mudik lebaran, Grup Lion sudah mengajukan tambahan frekuensi penerbangan sebanyak 80 extra flight per hari atau setara 16 ribu kursi tambahan per hari selama H-7 lebaran dan H+7 lebaran.
BACA JUGA: Saham Bakrie dan MNC Jeblok
Angka tersebut meningkat 100 persen dibandingkan tambahan 40 frekuensi penerbangan pada lebaran tahun lalu atau setara 8 ribu kursi per hari.
"Tahun lalu realisasinya itu 80 persen dari tambahan yang kita ajukan. Tahun ini berapa kebutuhannya, ya kita lihat nanti. Yang pasti kita ajukan tambahan 80 extra flight per hari. Ini antisipasi kita sebagai bentuk optimisme adanya peningkatan permintaan walaupun sampai hari ini belum terjadi gejolak booking tiket," akunya.
Edo menegaskan bahwa tidak ada kenaikan harga jual tiket karena batas atas dari harga jual tiketnya juga tidak dibuka oleh pemerintah. Namun realisasinya pasti ada kenaikan harga jual sebagai upaya menutup biaya operasional agar maskapai tidak merugi.
"Jadi begini, pada momen H minus 7 lebaran, misalnya, terbang ke Surabaya bisa 100 persen (penuh penumpang) tapi balik ke Jakarta-nya dari Surabaya paling maksimal 40 persen. Maka load factornya rata-rata 70 persen. Itu di bawah rata-rata load factor hari biasa di atas 80 persen. Maka bisa saja dari misalnya hari biasa harga tiket ke Surabaya katakan lah Rp 500 ribu, saat mudik ini jadi Rp 700 ribu," paparnya.(gen/agm)
BACA JUGA: 2015, Sarana KA Bandara Soetta Ditargetkan Rampung
BACA ARTIKEL LAINNYA... Cara Belanja Online Aman dan Nyaman
Redaktur : Tim Redaksi