Lion Group Jadikan Manado Jendela Indonesia

Minggu, 30 Juli 2017 – 12:00 WIB
Edward Sirait. Foto: dok/JPNN.com

jpnn.com, MANADO - Lion Group menggelar soft opening Jendela Indonesia Lion Group di Boulevard Manado, Kamis (27/7). Jendela Indonesia ini akan menjadikan Manado pusat turis di Indonesia karena besarnya potensi yang bisa dikembangkan di ibu kota Nyiur Melambai ini.

Selama ini Lion Group bermain di bisnis akses atau connectivity, maka di Jendela Indonesia ini mereka berbisnis di amenitas. Sarana dan fasilitas yang membuat wisatawan bisa merasa nyaman dan bisa berlama-lama berada di sana, hotel, restoran, cafe, dll.

BACA JUGA: Pawai Obor dan Festival Telong-Telong Bakal Terangi Kota Padang

"Kenapa kami memilih Manado? Karena potensinya besar untuk dikembangkan. Selain pembangunan infrastruktur, sektor pariwisata Manado juga tumbuh pesat," ungkap President Director Lion Group, Edward Sirait, Kamis (27/7).

Untuk itu, lanjut dia, dibangun Jendela Indonesia agar bisa menjadi tempat bagi turis ke Manado di atas lahan seluas dua hektare. Jendela Indonesia akan menjadi fasilitas bagi para wisatawan, baik nusantara maupun mancanegara untuk menikmati makanan khas dari berbagai daerah di Indonesia.

BACA JUGA: Tim GTPN Tuntaskan Etape Pulau Andalas 3771 Km Menuju Rangkasbitung

Dia menceritakan, awal mula datang ke Manado bersama pendiri Lion Air Rusdi Kirana, dia merasa nyaman karena masyarakatnya pluralis dan menghargai perbedaan. Semua yang datang selalu diterima dengan baik.

"Makanya pada waktu itu Pak Rusdi ingin menjadikan Manado pusat kemajemukan Indonesia. Untuk itulah dibangun Jendela Indonesia yang bisa menjadi tempat belanja bagi turis yang datang ke Manado. Sehingga bisa pusat turis beraktifitas," ungkap Edward.

BACA JUGA: Gombengsari Farm Festival Dongkrak Potensi Banyuwangi

Di Jendela Indonesia dijual berbagai produk UMKM dari seluruh Indonesia. Tentunya Sulawesi Utara punya porsi yang lebih besar. Selain itu, lanjut Edward, juga ada pertunjukkan Jaipong dari Jawa Barat atau reog dari Ponorogo dan daerah lainnya.

"Di Jendela Indonesia ada pusat kebugaran, tempat barbeque, tempat transit turis datang dari Bunaken, tempat pertunjukkan, kolam renang, bisa juga dermaga mini. Saat ini kami mengembangkan penerbangan langsung dari berbagai kota di Tiongkok ke Manado," paparnya.

Lion Air sendiri tergabung dalam Lion Group sudah terbang carter dari Manado ke beberapa kota di China, di antaranya ke Macau, Wuhan, Changsa, dan Chong Qing. Maskapai penerbangan no-frill ini mengangkut sekitar 1000 wisatawan per minggu dari rute-rute tersebut.

Wakil Wali Kota Manado Mor Bastian menyambut baik dengan dibukanya Jendela Indonesia, karena menjadi satu di antara fasilitas untuk menunjang pariwisata di Manado. Hal ini Karena di Manado saat ini terus dikembangkan pariwisata, untuk menunjang pembangunan.

"Makanya dengan adanya Jendela Indonesia, Manado akan semakin dikenal. Apalagi Lion Group akan membuka rute-rute penerbangan baru menuju Manado, ini akan sangat berpengaruh ke perekonomian dan pariwisata di Manado," ungkapnya.

Menteri Pariwisata Arief Yahya menilai, tidak salah bila Lion Group menjadikan Manado sebagai Jendela Indonesia. Sebab, modalnya kuat, dan marketnya sudah cative, sudah jelas, dan jumlahnya banyak. Justru kalau tidak cukup amenitas yang ada sekarang, malah tidak bisa menambah kapasitas lagi, atau bahkan menyusut.

Manado pilihan yang bagus bagi Lion untuk menjadikan tourism hub di utara. Punya atraksi kelas dunia, terutama Bunaken, Selat Lembeh, dan lainnya. "Ketika tourism Manado kuat dan mengakar, maka daerah sekitarnya juga akan kebagian imbasnya. Dan Manado tidak akan kehilangan pemasukan, setelah menjadi hub city, justru akan terus berkembang," kata Arief Yahya.

"Bunaken sudah dikenal dimana-mana dengan atraksi bawah laut, terumbu karang dan biota laut. Tinggal kebersihan, manajemen sampah, fasilitas toilet, resto dan café yang juga harus berkelas dunia," kata Menpar Arief Yahya.

Soal Akses, Menpar Arief Yahya sudah punya rencana besar dengan bos Lion Group Rusdy Kirana untuk menerbangi lebih banyak dan intensif menuju regular flight dari secondary city di Tiongkok.

Sejak Juli 2016, Lion sudah terbang dari 6 Kota di China ke Manado, seperti Macau, Shenzen, Chongqing, Wuhan, Shanghai, dan Changsa. Sriwijaya ke Guangzhou dan Citilink ke Hongkong. Bahkan sampai tanggal 26 Juli lalu, sudah ada 49 penerbangan Tiongkok-Manado, oleh tiga maskapai, yakni Lion Air (36), Sriwijaya Air (6), dan Citilink (7).

Saat ini, wisman suka stay di Manado dan kota-kota di sekitarnya seperti Tomohon, Danau Tondano, dan beberapa pantai di sana. Jika jumlah flights sudah banyak, mengangkut jumlah wisman lebih besar, maka destinasi Beyond Manado bakal hidup. Interkoneksi dari Manado bisa disambung ke Morotai, Ternate, Sangihe, Ambon, Sorong, Gorontalo dan lainnya bakal menemukan pasarnya.

“Kota Manado menjadi Hub buat pulau-pulau di sekitarnya, dalam penerbangan pendek. Wisata bahari di sana pasti akan berkembang pesat,” tambah Menpar Arief Yahya. (adv/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... 12 Negara Ramaikan Polewali Mandar Internasional Folk and Art Festival


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Kemenpar  

Terpopuler