Namun Dudi menganalisa setidaknya ada dua hal yang bisa menjadi penyebab tergelincirnya pesawat itu. Yakni bisa dikarenakan masalah lebar landasan, atau pesawat saat mendarat terlalu ke pinggir sementara pinggiran landasan tak mampu menahan beban pesawat.
“Susah mengatakan yang mana (penyebabnya). Saya tidak bisa ambil kesimpulan apakah pesawatnya terlalu ke pinggir atau memang landasannya lebarnya kurang,” kata Dudi menjawab JPNN, Senin (31/12).
Dia menegaskan, kalau memang lebar dan panjang landasan pacu Supadio kurang, maka harus diperlebar dan diperpanjang. Dudi juga menyatakan, pihak maskapai pasti akan melakukan penyelidikan ke pilot yang mengemudikan pesawat yang tergelincir itu.
“Mungkin akan ditembuskan ke pabrik (maskapai). Hasil KNKT karena masalah teknis, jadi memang bukan untuk konsumsi publik,” katanya.
Dudi menegaskan, untuk ke depan disiplin harus ditegakkan. Dikhawatirkan jika rekomendasi KNKT nanti tidak dilaksanakan atau tidak ada tindak lanjut, maka itu percuma saja. “Tegakkan disiplin, kalau memang ada rekomendasi harus dilakukan biar nyata kelihatan. Kalau tidak, percuma saja rekomendasi jadi setumpuk kertas yang menggunung,” ujar Dudi.
Seperti diketahui, pesawat Lion Air JT 718, jenis Boeing 737-400 dengan registrasi PK-LII Minggu (30/12) malam tergelincir di Bandara Supadio. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini dan pesawat juga sudah bisa dievakuasi. Lalu lintas penerbangan Supadio dinyatakan dibuka kembali tadi pagi.
Namun bukan sekali ini saja pesawat tergelincir di Supadio. Pada 11 November 2012 lalu, pesawat Lion Air JT-716 yang membawa 166 penumpang juga tergelincir. Tak ada korban dalam peristiwa itu meski operasional Bandara Supadio sempat ditutup.
Sebelumnya pada 19 Oktober 2012, Sriwijaya Air SJ 182 beregistrasi PK CKN dari Jakarta juga tergelincir saat akan mendarat di Supadio. Pesawat jenis Boeing 737-400 itu mendarat di runway 15 Bandara Supadio. Saat mendarat, cuaca hujan dengan jarak pandang sekitar 1.500-1.800 meter.
Sedangkan pada 1 Juni 2012, pesawat Boeing seri 737-400 dengan regristrasi PK-CJV yang dioperasikan maskapai Sriwijaya Air juga tergelincir pada pukul 12.35. Ketika pendaratan itu dilakukan, landasan pacu tengah diguyur hujan lebat dan hempasan angin kencang dengan kecepatan rata-rata 16 knot.
Saat itu, pesawat tengah membawa 163 penumpang yang terdiri dari 160 penumpang dewasa, dua orang anak-anak dan seorang bayi, serta empat orang awak kabin.Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sutan Bathoegana Pesta Bersama Kawan Lama
Redaktur : Tim Redaksi