Lippo Karawaci Raih Pendapatan Rp 3,10 Triliun pada Kuartal Pertama 2020

Selasa, 30 Juni 2020 – 11:38 WIB
Ilustrasi Lippo Karawaci. Foto: lippokarawaci.co.id

jpnn.com, JAKARTA - PT Lippo Karawaci Tbk mencatatkan kinerja yang kinclong pada 2020. Perusahaan dengan kode emiten LPKR itu meraup pendapatan sebesar Rp 3,1 triliun pada kuartal pertama 2020.

Angka itu naik 8,5 persen secara year on year (yoy) dibandingkan kuartal pertama 2019 yang mencapai Rp 2,86 triliun.

BACA JUGA: Lawan Corona, Lippo Karawaci Donasikan APD Ke Polda Jatim

Head of Corporate Communication LPKR Danang Kemayan Jati mengatakan, pendapatan ditopang oleh bisnis real estate development yang tumbuh 12,3 persen menjadi Rp 678 miliar.

“Penjualan lahan komersial, rumah toko, serta penjualan lahan industri meningkatkan pendapatan LPCK sebesar 44 persen menjadi Rp 574 miliar dibanding periode sebelumnya Rp 399 miliar,” kata Danang, Selasa (30/6/2020).

BACA JUGA: Sepekan Terakhir, Harga Saham Grup Lippo Melesat

Segmen bisnis Healthcare juga memiliki kontribusi besar dengan peningkatan pendapatan sebesar 9,7 persen pada kuartal pertama 2020.

Angkanya sebesar Rp 1,88 triliun alias naik dibandingkan periode sebelumnya yang mencapai Rp 1,71 triliun.

Prapenjualan pada kuartal pertama 2020 juga meningkat 13 persen menjadi Rp 703 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp 623 miliar.

Sementara itu, laba bruto pada kuartal pertama 2020 meningkat tujuh persen.

Angkanya menjadi Rp 1,33 triliun alias naik dibandingkan dengan periode sama tahun lalu yang sebesar Rp 1,24 triliun.

Sementara itu, laba bruto real estate development meningkat 10,4 persen pada kuartal pertama 2020 menjadi Rp 337 miliar dibanding periode sama tahun lalu yang sebesar Rp 305 miliar.

Laba bruto bisnis real Estate management & services juga tumbuh 5,6 persen menjadi Rp 958 miliar pada kuartal pertama 2020 dibandingkan periode sebelumnya, yakni Rp 907 miliar.

Sementara itu, Siloam Hospital membukukan pertumbuhan ebitda sebesar 31,3 persen pada kuartal pertama 2020 menjadi Rp 304 miliar dibandingkan periode sebelumnya, yakni Rp 231 miliar.

“Melihat perkembangan nilai tukar saat ini, kami perkirakan akan adanya penyesuaian selisih kurs yang menguntungkan di kuartal kedua tahun 2020 sesuai dengan kebijakan akuntansi mark to market,” jelas Danang. (jos/jpnn)


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler