Literasi Digital Jadi Penangkal Hoaks & SARA pada Pemilu 2024

Kamis, 14 Desember 2023 – 12:50 WIB
Menjelang Pemilu 2024, literasi digital bisa menangkal hoaks dan isu Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan (SARA). Foto: dok. Kemenkominfo

jpnn.com, JAKARTA - Menjelang Pemilu 2024, literasi digital bisa menangkal hoaks dan isu Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan (SARA).

Ketua Komunitas Sapunyere Dadi Munardi mengatakan menjelang pemilu di tahun depan, semua harus mewaspadai dua fenomena yang mengerikan, hoaks dan isu-isu SARA.

BACA JUGA: Demi Jaga Netralitas, ASN Diminta Tak Hadiri Kampanye Pemilu 2024

"Kedua hal itu bisa diatasi kalau kita punya literasi digital yang bagus,” ujar Dadi Munardi dalam sambutannya pada kegiatan Komunitas Literasi Digital Sapunyere baru-baru ini.

Menurut Dadi, hoaks dan SARA juga dapat menimbulkan bahaya serta berbagai dampak negatif seperti memecah belah persatuan bangsa, mengganggu stabilitas politik, sehingga dapat mengancam keharmonisan antarmanusia.

BACA JUGA: Kodam Udayana Menyiapkan 5.580 Prajurit TNI untuk Pengamanan Nataru dan Pemilu

Oleh karena itu, jangan sampai terprovokasi oleh dua hal tersebut.

"Semoga dengan literasi digital ini bisa mencegah terjadinya hoaks dan SARA agar tetap menjaga keharmonisan dan kedamaian dengan bersama-sama," ujar dia.

BACA JUGA: Sejak 2008 Aktor Intelektual Kasus Pengaturan Skor Ini Tidak Pernah Tersentuh Hukum

Pada kesempatan sama, Pendamping UMKM Juara Jawa Barat Dewi Sartika menjelaskan bahwa saat ini hoaks terjadi sangat cepat di era digital seiring dengan perkembangan teknologi digital. Itu sebabnya penyebaran hoaks harus diatasi dengan cara berpikir kritis.

“Kita harus berpikir kritis ketika ada orang kasih berita. Jangan telan mentah-mentah, tetapi compare dulu dengan berita yang lain untuk memverifikasi lagi kebenaran beritanya,” jelas Dewi.

Tidak hanya mengkomparasi dengan berita lain, mengidentifikasi hoaks juga bisa dilakukan dengan melihat judul yang cenderung provokatif, terdapat ajakan untuk disebarluaskan dan memiliki susunan kalimat yang tidak terstruktur.

Intinya, kata Dewi, kalau kita dapat informasi yang tidak penting, sebaiknya tidak usah di-share. Karena dengan selektif memilih dan membagikan informasi, berarti menentukan kualitas kepribadian diri sendiri.

Presiden Teman Bisnis Indonesia Rosalina Anggraeni turut menjelaskan bahwa SARA merupakan persoalan yang harus paling diwaspadai menjelang Pemilu 2024.

Sebisa mungkin SARA itu harus dihindari. Tidak boleh kasih tempat untuk adanya diskriminasi antara salah satu pihak. 

"Karena saking berbahayanya, SARA itu berpotensi untuk terjadinya perpecahan,” terang Rosalina.

Dengan demikian, untuk mencegah terjadinya perpecahan, isu-isu SARA perlu diatasi dengan adanya diskusi berfokus pada argumen fakta dan kebijakan diiringi moral serta adab berlaku.

“Hal-hal seperti inilah yang sepatutnya dilakukan sebagai tindakan toleransi kita untuk saling menghargai pendapat orang lain,” kata Rosalina.

Sebagai informasi, kegiatan Komunitas Literasi Digital Sapunyere dengan tema “Stop! Hoaks dan SARA Jelang Pemilu 2024” merupakan rangkaian kegiatan program Indonesia Makin Cakap Digital yang diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo). (esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Stafsus Presiden Jokowi: Jangan Lupa Pilih Pak Ganjar, Ya


Redaktur : Rah Mahatma Sakti
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler