LIVERPOOL - Transfer gila-gilaan yang dilakukan Liverpool musim ini membuat kas mereka kebobolan. Berdasarkan laporan terbaru, The Reds, nama lain Liverpool sudah mengalami kerugian hingga Rp 585 miliar sejak Mei 2012 lalu.
Direktur manajemen Ian Ayre mengatakan, Liverpool saat ini mesti lebih bijaksana dalam membeli dan menjual pemain. Sebab, kas Liverpool memang mengalami kebocoran terkait kebijakan buruk mereka dalam menjual dan membeli pemain. Total, sebanyak 70 persen dari total pemasukan habis untuk menggaji para pemain.
Dalam sepuluh bulan terakhir, Liverpool menghabiskan hampir Rp 1,5 triliun hanya untuk membayar gaji pemain.
Ian Ayre mengatakan, Liverpool kini sedang meracik strategi untuk mengatasi berbagai kerugian besar tersebut. Salah satunya ialah dengan membeli pemain muda bertalenta yang harga dan gajinya tak terlalu mencekik. Sebab, meski pendapatan bersih mereka naik menjadi kurang lebih Rp 1,2 triliun dari sebelumnya “hanya” Rp 939 miliar, namun banyaknya gaji yang mesti dibayarkan ke pemain membuat kas klub goncang.
“Kami harus lebih bijaksana lagi. Tapi kami juga sudah berhemat. Adalah sangat penting ketika kami lebih bijak demi kelangsungan klub ini,” terang Ayre seperti dilansir situs Guardian.
Liverpool memang terlihat gila-gilaan dalam membelanjakan uangnya untuk membeli pemain. Namun, beberapa pemain anyar tersebut dianggap sebagai asset masa depan karena masih berusia muda. Di antaranya ialah Fabio Borini, Joe Allen, Daniel Sturridge serta Philippe Coutinho. (jos/mas/jpnn)
Direktur manajemen Ian Ayre mengatakan, Liverpool saat ini mesti lebih bijaksana dalam membeli dan menjual pemain. Sebab, kas Liverpool memang mengalami kebocoran terkait kebijakan buruk mereka dalam menjual dan membeli pemain. Total, sebanyak 70 persen dari total pemasukan habis untuk menggaji para pemain.
Dalam sepuluh bulan terakhir, Liverpool menghabiskan hampir Rp 1,5 triliun hanya untuk membayar gaji pemain.
Ian Ayre mengatakan, Liverpool kini sedang meracik strategi untuk mengatasi berbagai kerugian besar tersebut. Salah satunya ialah dengan membeli pemain muda bertalenta yang harga dan gajinya tak terlalu mencekik. Sebab, meski pendapatan bersih mereka naik menjadi kurang lebih Rp 1,2 triliun dari sebelumnya “hanya” Rp 939 miliar, namun banyaknya gaji yang mesti dibayarkan ke pemain membuat kas klub goncang.
“Kami harus lebih bijaksana lagi. Tapi kami juga sudah berhemat. Adalah sangat penting ketika kami lebih bijak demi kelangsungan klub ini,” terang Ayre seperti dilansir situs Guardian.
Liverpool memang terlihat gila-gilaan dalam membelanjakan uangnya untuk membeli pemain. Namun, beberapa pemain anyar tersebut dianggap sebagai asset masa depan karena masih berusia muda. Di antaranya ialah Fabio Borini, Joe Allen, Daniel Sturridge serta Philippe Coutinho. (jos/mas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Fergie Bantah Ingin Pulangkan Ronaldo
Redaktur : Tim Redaksi