LLDIKTI XIV Papua-Papua Barat Tiba-Tiba Kunjungi Ukrida

Sabtu, 19 Maret 2022 – 23:54 WIB
Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) XIV Papua – Papua Barat saat mengunjungi Ukrida. Foto Humas Ukrida

jpnn.com, JAKARTA - Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) XIV Papua – Papua Barat mengunjungi 8 perguruan tinggi swasta di Jakarta. Salah satu yang dikunjungi adalah Universitas Kristen Krida Wacana (Ukrida).

Perguruan tinggi swasta (PTS) tersebut dinilai berhasil menjalankan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Kemendikbudristek.

BACA JUGA: Petugas Bandara Amankan 93 Butir Amunisi yang Dibawa Bripka GM

Dr. Lidia Sandra, S. Kom., S. Psi., M. Comp. Eng.Sc., selaku Wakil Rektor I Ukrida Bidang Pengembangan Akademik, Inovasi, Kerja sama dan SDM memaparkan implementasi MBKM sangat dinamis. Ukrida dari segi lintas keilmuan memperoleh peringkat pertama penelitian dalam program MBKM. 

Pemeringkatan ini kata Lidia, diperoleh berdasarkan hasil seminar pelaksanaan program penelitian implementasi  kebijakan MBKM, pengabdian kepada masyarakat berbasis hasil penelitian dan purwarupa PTS beberapa waktu lalu. 

BACA JUGA: Polisi: 22 Ruko dan Perkantoran Dibakar Massa

Lidia mengatakan, Ukrida melakukan persiapan dan mengidentifikasi bahwa ada mata rantai yang putus antara kompetensi yang diajarkan dengan kebutuhan dan kemajuan di dunia kerja. Bisa dikatakan bahwa esensi kebijakan MBKM karena mahasiswa belum siap memasuki dunia kerja. 

Oleh karena itu, melalui MBKM, mahasiswa mempersiapkan diri dengan memilih jalan yang sesuai passion. 

BACA JUGA: Irjen Mathius Fakhiri Tuding Kelompok Ini Provokator Kerusuhan

"Ke luar dari zona nyaman akan membuat mahasiswa lebih berkembang dan merasakan sensasi belajar langsung di dunia nyata," ujar Lidia saat menerima kunjungan LLDIKTI XIV Papua-Papua Barat, Jumat (18/3).

Dijelaskannya, tidak ada batasan semester untuk memulai program MBKM. Asalkan ada kesiapan para mahasiswa, kurikulum yang mendukung dan fleksibel, program MBKM bisa dilaksanakan. 

Menurut  Lidia, pekerjaan rumah utama bagi kebanyakan kampus adalah membenarkan kurikulum. Kebanyakan kampus memulai dari semester 5. Yang terpenting tidak ada masalah dalam mengonversi dan menyetarakan, entah ke free form, structured form atau Blended form. 

Dalam pelaksanaannya terang Lidia, perlu membentuk Tim Satgas sebagai penanggung jawab yang bertugas membantu setiap langkah. Mulai dari pendaftaran hingga mahasiswa mendapat pengumuman diterima, serta melakukan evaluasi dan pengawasan. 

"Langkah implementasi pun tidak harus dilakukan semua, makin sedikit justru makin baik," ujarnya.

Sementara, perwakilan perguruan tinggi swasta LLDIKTI XIV wilayah Papua – Papua Barat Dr. Petrus I. Suripatty mengungkapkan sejumlah masalah yang dihadapi PTS. Antara lain posisi persoalan adat di dalam pelaksanaan pendidikan, serta dalam mengimplementasikan MBKM, tetapi hanya memiliki 5 semester. Selain itu, banyak mahasiswa memohon pembayaran secara mengangsur. 

Dr. Oktavia selaku Wakil Rektor II Ukrida yang membidangi keuangan mengungkapkan hal serupa juga dialami Ukrida.  Ada juga pimpinan universitas kurang memahami bagaimana cara mengimplementasikan MBKM atau dari mana harus memulai, akhirnya meminta pengarahan dari Ukrida.

Oleh karena itu, Lidia menambahkan, pihaknya akan membantu, bahkan ada wacana melaksanakan pertukaran dosen.  Ukrida pun menempatkan diri dalam posisi mewujudkan semboyan Lead To IMPACT dalam membagi pengalaman, yang disambut dengan penuh apresiasi oleh delegasi dari Papua.

Sementara, Koordinator BKP Magang, Olfien Wilsyie Riruma, mengatakan, yang paling diminati mahasiswa adalah BKP Magang dan BKP Studi Indpenden. (esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mayjen TNI Agus Suhardi Kepada 400 Prajurit Yonif Raider 142/KJ: Tugas Ini Merupakan Kehormatan


Redaktur : Adil
Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler