Logan: Laris Manis Meski dengan Pasar Terbatas

Senin, 06 Maret 2017 – 19:27 WIB
Lura, Profsor X dan Logan. Foto: 20TH CENTURY FOX

jpnn.com - jpnn.com -Logan menuai respons positif baik dari kritikus maupun penonton. Di Amerika Utara, film berdurasi 141 menit itu mencatat angka pembukaan USD 32 juta (Rp 425 miliar) saat rilis Jumat (4/3) lalu.

Film terakhir Huhg Jackman sebagai Wolverine itu diperkirakan bisa meraup setidaknya USD 80 juta (Rp 1,04 triliun) untuk akhir pekan. Capaian itu akan mengantarkannya menjadi film dengan debut terlaris sepanjang 2017. Sebelumnya posisi tersebut ditempati Lego Batman yang mendapat USD 53 juta (Rp 705 miliar) pada pekan pertama pemutarannya.

BACA JUGA: Kisah Terakhir Logan Wolverine (Khusus Dewasa)

Dibuat dengan biaya USD 97 juta (Rp 1,29 triliun), Logan juga menjadi film rating R dengan studio terbanyak yang memutarnya pada minggu pertama. Tercatat ada 4.071 studio, mengalahkan Spy (2015) yang diputar di 3.711 bioskop.

Kritikus ramai-ramai memberi review bagus untuk film garapan James Mangold itu. Logan dianggap sebagai titik balik jagat mutan Marvel yang dimiliki 20th Century Fox, yang sudah diawali Deadpool Februari tahun lalu.

Sebelum Deadpool, Fox sering disebut tak bisa menggarap film superhero dengan bagus. ’’Film ini punya tema cenderung gelap dan menampilkan cerita akhir sebuah era yang menarik. Menyentuh buat para penggila X-Men dan penonton baru,’’ papar kritikus The Hollywood Reporter Sheri Linden.

Sementara itu, kritikus untuk Vulture Anthony Riesman beranggapan, Logan merupakan salah satu film adaptasi komik superhero terbaik selama dua dekade terakhir. Riesman mengungkapkan, pihak Fox dan tim produksi tidak salah memutuskan Logan jadi film dengan rating R (Restricted alias di bawah usia 17 tahun harus didampingi orang dewasa.

"Film ini adalah kumpulan kebrutalan yang bikin bergidik, humor yang shocking, dan momen-momen emosional. Rasanya tidak seperti nonton film superhero,’’ tulisnya.

Kolumnis Forbes Mark Hughes menyatakan, Logan serupa crossover antara film western, film samurai Jepang, dan The Dark Knight. ’’Saya optimistis film ini bisa masuk jajaran film terbaik di Globes atau Oscars,’’ tegasnya.

Review negatif yang muncul berkutat pada konflik film yang tak digambarkan dengan jelas. ’’Mereka tidak menunjukkan kenapa dunia (dalam film) menjadi sangat berantakan,’’ papar reviewer dari Time Out. Selain itu, tone warna di film dirasa kusam dan muted karena didominasi warna merah berkarat dan kelabu.

Sebagai sutradara, Mangold menyatakan cukup khawatir saat menggarap film keempatnya bersama Jackman itu. Terlebih, setelah dirinya memutuskan Logan bakal digarap khusus penonton dewasa. ’’Saat membuat film R-rated, kamu harus mengurangi ongkos produksi karena target penontonnya jauh lebih terbatas. Sangat riskan,’’ tegasnya.

Meski demikian, alumnus sekolah perfilman Columbia University itu berhasil meyakinkan Fox dan Jackman sebagai pemeran utama. ’’Saya dan Hugh sama-sama berambisi membuat film superhero yang wow. Bukan dari segi pendapatan, tapi lebih ke sisi cerita,’’ ucap Mangold sebagaimana dikutip Vanity's Fair. Film spinoff dan solo ketiga Logan tersebut banyak diinspirasi komik Old Man Logan, versi alternatif Wolverine yang diterbitkan pertama pada 2008.

Beban tersebut juga dirasakan Jackman. Aktor yang besar di Australia itu menyatakan, filmnya kali ini berbeda dengan serial X-Men atau standalone Wolverine sebelumnya. ’’Film ini serius dan emosional. Saya kadang terharu saat syuting,’’ ucapnya sebagaimana dikutip Sydney Morning Herald.

Menurut dia, film terbarunya itu merefleksikan kehidupan nyata. ’’Cerita film ini benar-benar hebat, dan pada intinya menyadarkan bahwa setiap orang bisa menjadi lebih baik dari dirinya sekarang ini,’’ imbuh aktor berusia 48 tahun tersebut. Pertaruhan itu pun berbuah manis. (fam/c17/ayi/tia/jpnn)


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Logan   Wolverine  

Terpopuler