jpnn.com - jpnn.com - Sejumlah kelemahan Tempat pemungutan suara (TPS) dikritisi tim Badan pengawas Pemilu (Bawaslu) Provinsi Sumbar. Mulai dari pemilih menunggu panggilan diluar lokasi TPS hingga ditemukannya kartu nama salah satu pasangan calon.
"Sebelumnya kita sudah petakan sebanyak 69 TPS rawan dari 210 TPS di 48 kelurahan yang ada. Fokus pada TPS rawan, kita menemukan masih ada terjadi kondisi TPS yang belum sesuai dengan standar," sebut Ketua Bawaslu Provinsi Sumbar Aliyanti didampingi Ketua Panwaslih Kota Payakumbuh, Suci Wildanis dan Divisi Hukum Penanganan Pelanggaran Media Febrina kepada Padang Ekspres (Jawa Pos Group), Rabu (15/2).
BACA JUGA: Jauuh! Jago PDIP Masih Unggul di Rekapitulasi Suara KPU
Tim Bawaslu Sumbar saat meninjau berjalannya pemungutan suara Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Payakumbuh, Rabu(15/2) juga melihat adanya TPS yang sangat tidak sesuai dengan standar.
"Dari TPS yang kita kunjungi, ditemukan ada yang tidak sesuai denah, seperti adanya TPS yang hanya dilengkapi satu pintu masuk dan pintu keluar. Padahal seharusnya terdapat satu pintu masuk dan satu pintu untuk keluar bagi pemilih. Selain itu juga ada ditemukannya kartu nama salah satu pasangan calon (paslon)," ditambahkan Ketua Panwaslih Kota payakumbuh, Suci Wildanis.
BACA JUGA: Cerita Alex Saat Beri Dukungan pada Anies-Sandi
Terkait dengan ditemukannya kartu salah satupaslon dibilik suara tersebut, Panwaslih Kota Payakumbuh belum bisa memastikan apakah kartu tersebut sengaja diletakkan dalam bilik suara atau hanya milik pemilih yang tertinggal saat melakukan pencoblosan.
Tidak itu saja, temuan dilapangan yang berhasil dirangkum Tim Bawaslu Provinsi Sumbar bersama panwaslih Kota payakumbuh, ada TPS yang minim persediaan tempat duduk pemilih guna menunggu panggilan pencoblosan.
BACA JUGA: Putri Marrisa Haque Idolakan Anies Baswedan
Sehingga pemilih berada diluar lokasi TPS yangsudah ada didenah TPS.
"Ini juga berpotensi terjadi kecurangan, sebab akan sulit diawasi pemilih yang berada diluar area TPS. Jika lokasinya tidak memungkinkan, seharusnya penyelenggara mencari tempat alternatif lain," sebut Ketua Panwaslih alumni Antropologi universitas Andalas ini.
Kemudian kritikan soal penyelengara di TPS yang minim pengawasan terhadap pemilih saat pencelupoan jari kedalam tinta. Seharusnya pemilih yang sudah memberikan hak suaranya, mencelupkan jari hingga mengenai sebagian kuku.
"Ini juga sangat penting agar tidak terjadi pemilih memberikan hak suaranya dua kali akibat tanda tinta tidak bisa terlihat," sebut Suci lagi.
Terkait dengan politik uang (Money Politic) Pada kunjungan di TPS yang dianggap rawan kecurangan itu, Tim Bawaslu menyatakan belum menemukan
kecurangan berupa politik uang."Hingga saat ini belum ada temuan kita soal praktek politik uang, mudah-mudahan tidak ada terjadi pada Pilkada sekarang," tambahnya.
Begitu juga dengan laporan kecurangan sepanjang hari pencoblosan hingga Rabu sore, Ketua Panwaslih Kota Payakumbuh menyatakan belum ada satu laporanpun yang masuk terkait pelanggaran pelaksanaan Pilkada.
"Dihari ini belum ada laporan masuk soal adanya pelanggaran Pilkada, hari sebelumnya memang ada. Namun setelah ditelaah dan dikaji bersama Gakkumdu, laporan belum memenuhi unsur,"pungkas Suci.(fdl)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jokowi: Kita Patut Bersyukur
Redaktur & Reporter : Budi