jpnn.com, BALIKPAPAN - Semburan lumpur dan gas pada sumur bor di bekas barak pekerja proyek Apartemen D'Bandara, Balikpapan masih terjadi kemarin (12/11).
Aroma menyengat tercium ketika media ini berusaha mendekat ke lokasi yang telah dipagari seng.
BACA JUGA: Semburan Gas Proyek di Balikpapan Capai 30 Meter
Belum ada upaya menutup sumur. Semburan hanya dihalangi dengan beton agar tak mengarah vertikal.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Balikpapan Suryanto mengatakan, kondisi semburan sudah aman.
Meski masih mengeluarkan air, pasir, dan gas, kondisinya tidak lagi berbahaya.
Pernyataan itu dikutip dari hasil pemantauan DLH Provinsi Kaltim.
''Dari arahan provinsi, semburan sudah tidak berbahaya bagi kondisi sekitar. Jadi, masyarakat yang sebelumnya dievakuasi bisa kembali ke rumah mereka. Nanti saya berkoordinasi dulu dengan Pak Suseno (kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah/BPBD Balikpapan)," terang Suryanto.
Namun, masyarakat tetap harus waspada dengan berbagai kemungkinan.
''Enggak perlu pakai masker. Tidak berbahaya. Arahan dari provinsi seperti itu. Tetapi, masyarakat tetap diminta waspada. Kami masih tunggu hasilnya juga secara tertulis," lanjutnya.
Dengan semakin menurunnya tekanan semburan, DLH memprediksi bekas sumur yang dibor empat tahun lalu tersebut berhenti menyembur hari ini.
''Paling cepat nanti malam (Minggu, Red) pukul 20.00 Wita, semburan bisa berhenti atau paling besok. Ini juga berdasar pengalaman sebelumnya," ucapnya.
Penutupan sumur setelah adanya semburan tidak akan dilakukan. Rekomendasi dari ahli, baik Pertamina maupun DLH provinsi, sumur dibiarkan terbuka.
Sebab, menutup sumur justru bisa memunculkan semburan baru karena ada tekanan.
''Dibiarkan begitu saja sampai habis (mengeluarkan material, Red). Kalaupun sudah habis, sumur tidak boleh ditutup. Kami juga masih berkoordinasi soal adanya pembuatan sumur baru di lokasi sekitar," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Balikpapan Balerina menyebutkan, belum ada laporan gangguan kesehatan yang dialami warga sekitar semburan.
Kalaupun ada, dia meminta warga langsung berobat. Baik ke puskesmas maupun rumah sakit.
Semburan gas terjadi mulai Senin (6/11). Gas keluar sekitar pukul 01.00 Wita, tapi dibiarkan.
Sekitar pukul 12.00, terjadi letupan yang lantas menghanguskan barak pekerja, termasuk rumah warga.
Sebanyak 19 warga di RT 10, Sepinggan Raya, kehilangan tempat tinggal. Total kerugian mencapai Rp 600 juta.
Di luar itu, uang Rp 300 juta yang disimpan Yono, mandor proyek, ikut terbakar. (*/rdh/rsh/k18/c7/ami/jpnn)
Redaktur & Reporter : Natalia