jpnn.com - KLIP video Despacito, lagu superhit yang dipopulerkan Luis Fonsi dan Daddy Yankee, menjadi video yang paling banyak ditonton netizen di YouTube.
Hingga saat ini, video arahan Carlos Perez itu mencapai angka view 3,8 miliar.
BACA JUGA: Joget Lagu Despacito, Caisar Kembali Banjir Cibiran
Kemarin Carlos berkunjung ke Jakarta untuk menggarap proyek bersama Yonder Music. Berikut obrolannya dengan Jawa Pos soal klip video fenomenal tersebut.
T: Bagaimana awalnya Luis Fonsi dan Yankee minta dibuatkan video?
CP: Saya sudah berteman baik dengan keduanya dan beberapa kali menjadi sutradara klip video Yankee. Juli tahun lalu mereka minta saya bikin video klip Despacito dengan lokasi di San Juan, Puerto Rico, dan kami mulai syuting pada Desember 2016.
T: Kenapa memilih San Juan sebagai lokasi?
CP: Lokasi yang digunakan adalah permukiman terpencil bernama La Perla. Kawasan itu sangat kumuh dengan tingkat kriminalitas tinggi dan sarang pecandu narkoba. Masyarakatnya jarang mendengar hiburan musik. Dengan menjadikan La Perla sebagai lokasi, kami ingin memberi hal yang positif agar La Perla tak melulu soal kejahatan dan narkoba.
T: Bagaimana Anda mengarahkan video Despacito?
CP: Kami melibatkan warga lokal. Anak-anak yang berlarian di luar, para pria tua yang bermain domino. Itu merupakan kegiatan sehari-hari mereka. Saya hanya meminta mereka bermain seperti biasa agar videonya tampak natural. Warga lokal kami ajak memenuhi area syuting. Total, syuting memakan waktu 14 jam.
T: Apakah kelab yang dijadikan setting juga seramai biasanya?
CP: Kelab itu bernama La Victoria. Setiap Sabtu malam, kelab tersebut seramai adegan di klip video. Gerakan tari, musik, hingga pakaian para pengunjung sama persis dengan yang dikenakan para talent dan warga lokal saat kami melakukan syuting.
T: Sayang, badai Maria meluluhlantakkan La Perla pekan lalu...
CP: Ini sangat menyedihkan (terdiam lama menahan tangis). Kami membuat La Perla bersinar berkat klip video Despacito. Namun, kini banyak bangunan yang hancur. Saat ini La Perla kembali suram dan tinggal kenangan. Saya hanya bisa berharap kondisi bisa membaik.
T: Anda terlibat dalam proyek bersama Yonder Music. Bagaimana rasanya bekerja bersama kru lokal Indonesia?
CP: Kalian tahu, orang Indonesia punya kesamaan dengan orang Latin. Sama-sama ramah dan hangat. Selama syuting pada Senin (25/9), saya merasa senang bisa bekerja sama dengan rekan yang murah senyum dan siap membantu dalam hal teknis. (len/c16/na/jpnn)
Redaktur & Reporter : Natalia