SELAIN cantik, artis dan produser film Lola Amaria dikenal sebagai sosok kontroversial. Yang terbaru, Lola merilis film bertitel "Sanubari Jakarta" yang menceritakan kehidupan komunitas lesbian, gay, biseksual, dan transgender.
Film ini disutradarai sepuluh anak muda berbakat. Sebagai produser, Lola mengaku tak takut diprotes. "Bukan masalah tabu, tapi ini ada di Indonesia terutama Jakarta. Ini local content, tapi international issue. Artinya di belahan dunia manapun mereka itu ada. Jadi saya hanya mengangkat realitas di sini," kata Lola.
Film ini merupakan kumpulan dari kisah nyata yang terjadi di Jakarta yang berisi sepuluh kisah masing-masing berdurasi sepuluh menit. Lola ingin menyampaikan pesan kepada masyarakat untuk saling menghargai perbedaan yang ada.
"Ini juga edukasi. Niatnya bikin film bukannya nge-judge atau membela, tapi lebih kepada kita manusia biasa yang punya hak untuk dihargai dan diterima. Siapa sih yang mau dilahirkan berbeda," ujarnya.
Meski sudah maksimal fokus, Lola toh menemui beberapa kesulitan saat proses produksi film indie itu. "Kesulitannya saya mengatur sepuluh kepala yang berbeda. Jadi saya harus pelan-pelan kasih tahunya. Jadi biar sama, biar ada satu kesatuan," ujarnya.
Sampai sekarang, Lola sangat idealis. Dia bertekad selalu mendasari karya-karyanya dengan kejujuran dan tidak asal jadi. "Sebagai pembuat film, saya akan membuatnya dengan jujur tanpa ada gejolak dengan siapa pun. Ada gejolak atau tidak, saya tetap membuat film," kata produser film Betina dan Novel Tanpa Huruf R itu.(BCG/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Super Girlies Bikin Sepatu Sendiri
Redaktur : Tim Redaksi