jpnn.com, JAKARTA - Aktris, produser, sekaligus sutradara Lola Amaria menggelar aksi solidaritas untuk Palestina dengan melaksanakan pemutaran film berjudul Eksil (Exile) di XXI Epicentrum, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (7/12) malam.
Kegiatan nonton bareng film Eksil sekaligus melakukan penggalangan dana hingga terkumpul sekitar Rp 41 juta yang disalurkan ke rekening resmi milik Embassy of The State of Palestine.
BACA JUGA: Dampak Pandemi, Lola Amaria Jualan Nasi Cimet
"Penggalangan dana masih terus berjalan dan tidak berhenti di sini. Terpenting bagi kita, mereka sudah mau berdonasi. Bersyukur sekali, banyak yang antusias untuk berdonasi membantu saudara-saudara kita di Palestrina,” kata Lola Amaria setelah pemutaran film Eksil.
Menurutnya, para tamu serta Dubes Palestina senang dengan kegiatan nonton bareng pemutaran film Eksil.
BACA JUGA: Lola Amaria Boyong Film Lima ke Selandia Baru
Pada duta besar tahu banyak orang Indonesia yang mendukung kemerdekaan untuk Palestina agar perang berakhir.
"Saya pribadi prihatin dengan banyaknya korban akibat perang ini. Banyak korban wanita dan anak-anak sampai bayi yang meninggal dunia. Saya melihatnya ini pembunuhan terhadap bayi-bayi seperti ingin menghilangkan generasi di Palestina," jelas Lola Amaria.
BACA JUGA: Mengintip Petualangan Lola Amaria di Taiwan
Sutradara yang berusia 46 tahun itu menyebut film Eksil yang menceritakan tentang khususnya para eksil atau orang-orang yang diasingkan dan tidak bisa kembali ke Indonesia akibat G30S/PKI.
Selain itu, film tersebut juga menggambarkan kepedihan para eksil yang akhirnya memilih untuk berpindah kewarganegaraan, namun hatinya tetap Indonesia.
Menurut Lola Amaria, proses pembuatan film Eksil sangat panjang dan butuh waktu lama.
"Untuk bertemu dengan mereka (para Eksil) tidak gampang. Saya dari 2013 sampai 2015, di tengah perjalanan itu para narasumber sudah meninggal semua karena memang sudah tua. Karena kondisi itulah akhirnya saya nekat membawa tim saya ke Eropa selama 3 bulan untuk mengambil dan wawancara semua yang ada di film ini," bebernya.
"Film ini bukan untuk yang mengerti soal 65 (Peristiwa 1965), tetapi ini untuk generasi saya dan di bawah saya yang tiap tahun dicekoki film G30S/PKI. Itu kayaknya harus tahu dari sisi sebelahnya (Film Eksil). Dan ini yang bicara orangnya langsung yang mereka dibuang enggak boleh pulang. Mereka punya cerita yang jujur tentang itu," tambah Lola Amaria.
Eksil memiliki durasi 119 menit dengan mengisahkan perjalanan para penyintas atau para eksil yang terbuang dari negeri sendiri akibat peristiwa Gerakan 30 September 1965.
Film Eksil juga sukses memenangkan film dokumenter panjang terbaik Piala Citra di Festival Film Indonesia (FFI) 2023.
Atas dasar itu, Lola Amaria berharap, XXI atau bioskop lainnya secepatnya memberikan ruang agar film Eksil bisa disaksikan masyarakat luas. (ded/jpnn)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi