Lomba Kritik Sastra Puisi Esai Karya Denny JA, Hadiah Rp 57 Juta

Minggu, 16 Juni 2019 – 21:17 WIB
Memahami masyarakat melalui puisi esai. Foto : Ist

jpnn.com, JAKARTA - Asosiasi Guru Bahasa Indonesia dan Sastra Indonesia (AGBSI) kini mulai tertarik pada puisi esai yang sempat menjadi pro dan kontra di dunia sastra.

Asosiasi ini himpunan guru yang mengajar bahasa dan sastra di aneka sekolah SLTA dan SLTP di seluruh Indonesia.

BACA JUGA: Kisah Bu Ani, SBY dan Pelangi di Bola Matamu

Dalam rangka menggairahkan pemahaman sastra para guru dan mengajak masyarakat memahami isu sosial melalui sastra, AGBSI menginisiasi lomba kritik sastra puisi esai.

Lomba itu terbuka bagi guru bahasa dan sastra di semua tingkatan, baik SLTA dan SLTP.

BACA JUGA: Bara Pattyradja Terbitkan Buku Sastra Genre Terbaru di Tanah Air

BACA JUGA : Merasa Tanpa Beban di Periode Kedua, Jokowi Siap Ambil Keputusan Gila

 

BACA JUGA: Luncurkan Sebagian Data Quick Count, Denny JA Sudah Tahu Pemenang Pilpres

Buku yang dikritik sengaja dipilih karya pelopor puisi esai itu sendiri, milik Denny JA. Selama ini Denny JA dikenal sebagai konsultan politik yang acap mendapat penghargaan dunia. Ternyata Denny JA juga seorang inovator dan penulis puisi esai yang produktif.

Empat karya sastra Denny JA menjadi topik lomba untuk dikritik. Pertama, Atas Nama Cinta.

Puisi esai ini berkisah soal aneka diskriminasi dalam sejarah Indonesia. Kedua, Kutunggu Kau di Setiap Kamisan. Buku ini tentang aksi kamisan di seberang istana yang mencari keluarga hilang.

BACA JUGA : Ingin Awet Muda? Hindari 9 Makanan ini

Ketiga, Jiwa Yang Berzikir. Buku ini soal pencarian identitas dengan konteks 30 Juz Alquran. Keempat, Roti untuk Hati. Ini kumpulan renungan filsafat hidup.

Karya Denny JA sudah dibahas oleh pakar mancanegara. Kritikus beberapa negara pernah secara khusus mendiskusikannya dalam seminar di Malaysia. Seminar atas karya Denny JA di Malaysia itu sudah pula diterbitkan menjadi buku.

Beberapa karya puisi esai Denny JA telah pula difilmkan untuk film pendek pendidikan oleh sutradara Hanung Brahmantyo.

Lomba itu berhadiah total 57 juta rupiah dan akan ditutup pada 20 Juni 2019.

“Saya menyambut baik lomba ini. Saatnya puisi esai juga menjadi kajian kritik sastra. Sejak lima tahun terkahir, sudah terbit hampir seratus buku puisi esai yang ditulis oleh ratusan penulis dari Aceh, hingga Papua, bahkan Mancanegara,” ujar Denny JA.

Lomba kritis sastra puisi esai kini memasuki tahap akhir. (flo/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Denny JA: Survei Litbang Kompas Berpolitik?


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler