jpnn.com, SINGAPURA - Otoritas Singapura telah mendeteksi klaster COVID-19 di salah satu rumah sakit terbesarnya, di antara 16 kasus baru infeksi corona yang ditularkan secara lokal yang dilaporkan pada Kamis (29/4).
Angka itu merupakan jumlah kasus domestik COVID-19 tertinggi di Singapura dalam tujuh bulan.
BACA JUGA: Lonjakan Kasus Makin Meningkat, India Kehabisan Vaksin Covid-19
Singapura berhasil menahan wabah virus corona sejak penularan besar di antara para pekerja migran yang tinggal di asrama-asrama tahun lalu. Sebagian besar kasus COVID-19 berikutnya di negara itu merupakan kasus impor dan ditemukan di karantina.
Delapan dari kasus yang diumumkan pada Kamis malam (29/4) terkait dengan Rumah Sakit Tan Tock Seng, kata kementerian kesehatan Singapura. Kasus COVID-19 di rumah sakit itu termasuk seorang dokter dan seorang perawat yang telah divaksin untuk virus corona. Keduanya memiliki gejala.
BACA JUGA: Siti Nadia Beberkan Klaster Covid-19 Baru yang Muncul Sepekan Terakhir
Pihak berwenang telah mengisolasi dua bangsal di rumah sakit tersebut untuk menguji para staf dan pasien, dan meningkatkan karantina serta pembatasan pergerakan setelah ditemukannya klaster, yang merupakan yang pertama di rumah sakit Singapura.
Tujuh kasus lokal lainnya yang dilaporkan pada Kamis (29/4) terkait dengan petugas imigrasi bandara.
BACA JUGA: POTS, Gejala yang Sering Dialami Penyintas COVID-19
Singapura telah melaporkan lebih dari 61.000 kasus COVID-19 sejak pandemi melanda tahun lalu, di mana sebagian besar kasus ditemukan di asrama-asrama yang menampung para pekerja asing berupah rendah. Negara itu telah mencatat total 30 kematian akibat infeksi virus corona baru.
Kasus-kasus baru COVID-19 muncul saat Singapura menyiapkan gelembung perjalanan (travel bubble) dengan Hong Kong yang akan diluncurkan pada Mei setelah penangguhan tahun lalu.
Singapura telah meluncurkan vaksinasi setelah suntikan yang menyetujui penggunaan vaksin buatan Pfizer-BioNTech dan Moderna.
Kementerian kesehatan Singapura mengatakan vaksin-vaksin tersebut efektif dalam mencegah penyakit bergejala untuk sebagian besar penerimanya, tetapi beberapa orang masih dapat terinfeksi meskipun telah diinokulasi.
Kekhawatiran telah berkembang atas munculnya varian baru virus corona dan efektivitas vaksin yang ada untuk melawan varian baru tersebut. (ant/dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adil