Loyalis Anas Urbaningrum Murka, Punya Pesan Mendalam untuk Jubir Demokrat

Selasa, 04 April 2023 – 15:21 WIB
Mantan Ketua Umum Partai Demokrat (PD) Anas Urbaningrum. Foto: arsip jpnn.com

jpnn.com, JAKARTA - Koordinator Nasional Sahabat Anas Urbaningrum, Muhammad Rahmad merespons pernyataan Koordinator Juru Bicara Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra.

Herzaky menyebutkan Anas Urbaningrum dan faksinya ialah sejarah kelam masa lalu dari Partai Demokrat.

BACA JUGA: Anas Urbaningrum Segera Bebas, Demokrat: Bukan Bagian dari Kami Lagi

Menurut Rahmad, pernyataan Herzaky itu adalah cermin keangkuhan dan arogansi dari kader partai 'kemarin sore'.

"Herzaky Mahendra Putra ialah lah anak kemarin sore yang arogan dan angkuh. Dia juga tidak tahu cara membaca data dan melihat fakta di dalam Partai Demokrat," kata Rahmad dalam keterangan tertulis diterima, Selasa (4/4).

BACA JUGA: Segera Bebas, Anas Urbaningrum Bakal Dijemput Gemura & Ratusan Aktivis Lintas Organisasi

Rahmad menilai sejarah kelam Partai Demokrat terjadi ketika era Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan anak-anaknya.

Dia menyebutkan Partai Demokrat yang awalnya sangat demokratis, merakyat dan milik rakyat, kini berubah menjadi partai tirani keluargais, otoriter, sewenang-wenang dan pura-pura merakyat.

"Sejarah kelam kedua ialah perolehan suara pemilu dan kursi DPR RI terendah sepanjang sejarah Demokrat terjadi ketika SBY menjadi ketua umum dan ketika Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Edy Baskoro Yudhoyono alias Ibas diserahi tugas memenangkan pemilu," lanjutnya.

Rahmad juga menyebutkan sejarah kelam berikutnya ialah saat SBY mengaku sebagai pendiri Partai Demokrat dan mendaftarkannya ke Kemenkumham secara diam-diam, sehingga AD/ART Partai Demokrat tahun 2020 dibuat oleh kroni-kroni SBY-AHY.

"Demokrat menjadi partai antidemokrasi yang pura-pura demokratis," ujar Rahmad.

Tak hanya itu, Rahmad pun menantang Partai Demokrat untuk melakukan debat terbuka demi pembuktian klaim sejarah kelam yang disinggung oleh Herzaky.

"Buktikan bahwa sejarah kelam itu terjadi di masa siapa? Masa Anas atau masa SBY dan AHY," pungkas Rahmad.

Sebelumnya, Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra menyatakan Anas Urbaningrum bukan lagi bagian dari partai berlogo bintang mercy itu.

"Bukan bagian dari kami lagi ya. Kalau dari kami jelas, kami bersyukur bahwa punya pelajaran pahit di masa lalu yang membuat kami jauh lebih kuat dan bagian kelompok yang membuat rusak partai ini di masa lalu tidak ada lagi di partai ini. Sudah bersih-bersih," kata Herzaky di DPP Demokrat, Senin (3/4).

Herzaky menyebutkan sisa-sisa kelompok Anas Urbaningrum terlihat pada saat Kongres Luar Biasa (KLB) Demokrat.

"Sisa-sisa Anas itu di KLB Moeldoko 2021. Bagi kami sudah selesai begitu. Alhamdulillah generasi baru sudah belajar dri masa lalu lebih hati-hati sehingga kami tidak ingin ada petualang politik yang mendompleng apalagi ada upaya melakukan korupsi," jelas Herzaky.(mcr8/jpnn)


Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Kenny Kurnia Putra

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler