LPDB Kemenkop Dorong Anak Muda Jadi Wirausaha

Kamis, 26 Mei 2016 – 09:34 WIB
Direktur Utama LPDB-KUMKM, Kemas Danial saat memberikan paparan tentang Dana Bergulir LPDB, pada acara Jambore Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Perguruan Tinggi Se-ASEAN di Bandung Jawa Barat. FOTO: Kemenkop for jpnn.com

jpnn.com - BANDUNG - Direktur Utama Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) Kementerian Koperasi dan UKM Kemas Danial memandang Indonesia perlu berterima kasih banyak kepada pelaku UMKM. Menurutnya, meski dipandang sebelah mata namun, sektor ini tampil menjadi juara sebagai penyelamat ekonomi bangsa ketika terjadi kriris.

Pernyataan itu disampaikan Kemas pada acara Jambore HIPMI Perguruan Tinggi Se-ASEAN, dengan tema 'Revolusi Mental, Jalan Tengah Membangun Entrepreneur Muda Berdaya Saing di Era MEA' yang berlangsung di Universitas Telkom, Bandung, Jabar, Rabu (25/5).

BACA JUGA: Keren! SDM Perikanan Indonesia Laku Banget di Luar Negeri

"Berita baiknya lagi, UMKM adalah produk asli Indonesia yang dengan memberdayakannya secara langsung juga akan mengangkat martabat bangsa di mata dunia," kata Kemas.

Menurut Kemas, pertumbuhan UMKM dari tahun ke tahun terjadi secara signifikan. Dari tahun 1997 sampai 2012, jumlah UMKM di Indonesia tumbuh sebesar 42,17 persen. 

BACA JUGA: Antisipasi Gejolak Kurs, Pelindo III Lakukan Hedging

Jika ditilik dari segi jumlah tenaga kerja, dari yang hanya 65,6 juta jiwa di tahun 1997 naik hampir dua kali lipat menjadi 107,65 juta jiwa di tahun 2012.

"UMKM merupakan sektor yang padat karya. Hal inilah yang menyebabkan mengapa sektor ini sangat cocok untuk struktur ketenagakerjaan di Indonesia, di mana kelimpahan SDM menjadi salah satu keunggulannya," ujarnya.

BACA JUGA: Kelola F&B Terminal 3 Ultimate, Taurus Gemilang Dorong Brand Kuliner Lokal

Sayangnya kata dia, sektor yang potensial mengangkat perekonomian negara ini tidak terlalu digandrungi oleh kalangan anak muda. Hal ini terbukti dengan adanya hasil survei HIPMI tahun lalu yang menyebutkan bahwa 83 persen dari 5 juta lulusan S1 di seluruh Indonesia masih mendambakan profesi sebagai seorang karyawan.

"Padahal, bertambahnya UMKM adalah ciri bahwa di suatu negara sedang terjadi kelahiran pengusaha-pengusaha baru. Yang artinya lagi, siklus perbaikan ekonomi baru saja dimulai," papar dia.

Kemas mengatakan hal ini terjadi karena disebabkan oleh pemikiran anak muda yang cita-citanya kebanyakan masih sama, yaitu menjadi karyawan di perusahaan ternama. Pemikiran semacam itu pula menyebabkan pengangguran terdidik di Indonesia semakin tinggi jumlahnya. Per Agustus 2015, sebanyak 7,56 juta jiwa penduduk Indonesia bestatus tuna karya, alias pengangguran (BPS,2015). Angka ini naik 320 ribu dari tahun sebelumnya.

"Pengangguran terdidik (SMK/SMA, Diploma, Sarjana) mendominasi angka tersebut dengan persentase 36,91 persen," jelas Kemas.
Oleh karena itu, menurut Kemas cikal bakal penguatan UMKM terletak pada semangat generasi muda untuk menjadi seorang wirausaha. 

Data terakhir dari Kemenkop UKM menyebutkan pada tahun 2015, jumlah pengusaha di Indonesia masih di kisaran 1,65 persen. Angka ini masih di bawah standar. Sedangkan, untuk memperbaiki kinerja perekonomian dan menjadi negara maju, setidaknya diperlukan 2 persen pengusaha dari total penduduk di suatu negara.

"Mindset anak muda yang kurang tertarik berwirausaha ini tidak boleh dibiarkan. Mahasiswa adalah pilar bangsa. Mahasiswa adalah anak muda dengan pendidikan dan gelar yang harus digunakan untuk mengabdi kepada negara,” ujarnya

"Kaum intelektual muda harus difasilitasi untuk mengembangkan kreatifitasnya dalam berinovasi sebagai seorang wirausaha. Rasa ingin tahu yang tinggi dan semangat yang masih membara adalah bekal utama dalam berkarya,” imbuhnya.

LPDB, lanjut dia, sebagai Satuan Kerja Kementerian Koperasi dan UKM siap membantu kebutuhan permodalan para pelaku Koperasi dan UMKM, silahkan ajukan proposal permohonannya.

Ia menuturkan UMKM adalah kekuatan ekonomi bangsa. UMKM juga merupakan ciri bahwa negara ini memiliki sebuah harmoni. Tidak hanya sebatas untung rugi, melainkan juga sifat kekeluargaan serta gotong royong yang masuk dalam sistem perekonomian nasional.

"Inilah intisari dari ekonomi kerakyatan. Bukan saatnya lagi mengedepankan perusahaan asing yang pada ujungnya hanya akan mematikan perekonomian rakyat. Saatnya pemuda, khususnya pemuda yang berwawasan tinggi seperti mahasiswa turun tangan mengambil porsi untuk menghidupkan UMKM dengan cara berwirausaha," tandasnya.

Kemas mengatakan Indonesia tidak bisa disebut negara maju jika pelaku ekonominya masih terpaku pada pelaku asing. Artinya dengan membuka usaha (UMKM) baru berarti turut menciptakan perputaran ekonomi baru. 

Sebab, kata Kemas UMKM adalah sektor yang jika digeluti secara serius dan berkelanjutan sektor ini akan mampu menciptakan sistem perekonomian yang lebih besar. Mengurangi ketergantungan terhadap lapangan kerja yang sekaligus juga akan menciptakan lapangan kerja baru bagi yang lainnya. (jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tolong, Masa Bawang Merah Impor juga..


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler