Pria yang menjabat sebagai staf departemen kompetisi PT LPIS itu diskorsing selama tiga bulan. Hal tersebut ditegaskan CEO PT LPIS Widjajanto kemarin (8/8) di kantornya.
Skorsing dijatuhkan kepada Llano karena terbukti menjadi penghubung antara Tibo dengan agen dari Eropa. Selain itu, Llano juga terbukti yang melakukan perubahan administrasi dalam transfer matching system (TMS) dengan menyebut klub lama Tibo adalah Persebaya Surabaya. Bukan Persipura.
"Karena dia melakukan perbuatan tidak patut, maka saya putuskan dia untuk diskorsing selama tiga bulan," ujar Widja kepada Jawa Pos. Dalam proses investigasi yang dilakukan Widja dan PT LPIS dengan menanyai Llano secara individu, pria asal Surabaya itu mengakui bahwa dirinya terlibat dan menjadi penghubung.
Mungkin banyak yang bertanya kenapa tindakan pemalsuan yang menjurus pidana itu dihukum ringan" Widja menyebut dikarenakan mantan CEO Persebaya Surabaya itu masa kontrak kerjanya bersama LPIS akan berakhir pada 31 Oktober mendatang. Selain itu, Llano selama masa investigasi bersikap kooperatif.
Widja juga tidak menjawab apakah pihaknya akan kembali mempekerjakan Llano sebagai staf LPIS ketika kontraknya telah habis. Namun, posisi Llano yang strategis musim ini membuat kemungkinan Llano dipertahankan sangat besar. Apalagi Llano disebut-sebut sebagai staf LPIS yang memiliki koneksi ke luar negeri cukup kuat.
Di sisi lain, saat Jawa Pos mendatangni Llano di rumahnya di kawasan Gubeng, Surabaya, ternyata dia tak ada. "Pak Llano sudah jarang ke sini. Yang tinggal disini adalah orang tuanya. Tak mesti sebulan sekali Pak Llano pulang. Terakhir kali ke Surabaya dua minggu lalu, saat Persebaya Queens Park Rangers (QPR). Itu pun gak mampir sini," ujar Sunardi, security yang menjaga rumah itu. (aam/dra/ko)
BACA ARTIKEL LAINNYA... RFEF Undang PSSI TC di Spanyol
Redaktur : Tim Redaksi