LPKR Siapkan Rp 75 Miliar untuk Aksi Buyback

Kamis, 02 April 2020 – 14:01 WIB
Lippo Karawaci. Ilustrasi Foto: lippokarawaci.co.id

jpnn.com, JAKARTA - PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) telah meluncurkan program untuk melakukan pembelian kembali (buyback) sahamnya. LPKR telah menyiapkan dana sebesar Rp 75 miliar untuk aksi korporasi tersebut.

Rencananya, jumlah saham yang akan dibeli kembali adalah sebesar maksimal Rp 75 miliar dari modal ditempatkan dan disetor penuh perusahaan atau setara 572 juta saham.

BACA JUGA: Upaya Memajukan Layanan Kesehatan, LPKR Kerja Sama dengan Marubeni

Aksi buyback akan dilakukan dalam beberapa minggu ke depan sesuai kebijakan perusahaan.

CEO LPKR John Riady menyampaikan, buyback saham dilakukan mempertimbangkan harga saham yang menarik dan menjadi tepat guna dalam memanfaatkan kas perusahaan.

BACA JUGA: LPKR Masuk Daftar 10 Perusahaan yang Sahamnya Paling Diburu Investor Asing

LPKR terus optimis dengan kinerja perusahaan mengingat kuatnya fundamental, khususnya mengingat persentase besar dari pendapatan berasal dari recurring income dan didukung RS Siloam.

John menyampaikan, aksi korporasi berupa buyback saham merupakan upaya manajemen menjaga stabilitas laba per saham mengingat kondisi makro ekonomi dan fluktuasi harga saham di Indonesia.

BACA JUGA: Update Corona 1 April 2020 di Sumut: Jaga Jarak agar Tak Terus Bertambah!

“Aksi korporasi ini merupakan respons perseroan atas relaksasi yang diberikan otoritas jasa keuangan (OJK) menyikapi tekanan yang signifikan yang dialami oleh indeks harga saham gabungan (IHSG),” ujar John.

Ditambahkan John, Lippo Karawaci mendukung rencana ekonomi pemerintah untuk menstabilkan perekonomian domestik di saat-saat terdapat tekanan yang besar dan tidak terduga seperti saat ini.

Ia menambahkan, aksi korporasi ini akan menggunakan kas internal perusahaan dan tidak akan mempengaruhi kondisi keuangan LPKR. Saat ini LPKR memiliki modal kerja dan cashflow yang kuat untuk membiayai seluruh kegiatan usaha perseroan. Lebih lanjut, posisi net debt to equity ratio LPKR juga berada dalam posisi yang kuat di tingkat 21%, terbaik di antara para pesaing.

Sementara itu, Head of Research Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi mengatakan, di tengah kekhawatiran isu Covid 19, sejumlah emiten yang memiliki lini bisnis kesehatan diprediksi akan tetap memiliki prospek positif dalam jangka panjang. Seperti PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) yang memiliki anak usaha yakni Siloam Hospital (SILO).

“Emiten kesehatan akan tetap bagus, apalagi di tengah Covid pemerintah memberi sinyal kepada rumah sakit yang memiliki perlengkapan bagus, untuk juga bersiap membuka layanan untuk menangani pasien Covid 19. Memang isu pembatalan kenaikan BPJS jadi salah satu sentimen negatif, namun seiring meningkatnya kesadaran akan isu kesehatan, emiten di sektor kesehatan akan tetap positif,” ujar Lanjar.

Lanjar mengatakan, seiring dengan wabah Covid 19 yang belum pasti kapan akan selesai, emiten kesehatan punya potensi dari sisi kinerja akan terdongkrak.

Pasalnya, ada kecenderungan masyarakat mulai peduli dengan isu-isu kesehatan sehingga mereka akan rutin untuk cek kesehatan ke rumah sakit, juga mengonsumsi produk healthcare.

Dengan begitu, pemasukan terhadap emiten yang juga memiliki fokus bisnis di sektor kesehatan akan lebih stabil di tengah wabah Covid 19.

LPKR juga dinilai akan lebih kuat menghadapi pelemahan akibat Covid 19 karena lebih dari 70% dari pendapatan berasal dari recurring income alias pendapatan berulang, terutama dari Siloam Hospitals. Sehingga memberikan stabilitas di saat situasi pasar bergejolak.

Pertumbuhan pendapatan berulang (recurring income) LPKR yang kuat dari segmen layanan kesehatan dimotori oleh Siloam Hospitals. Siloam terus membuat kemajuan dalam hal ekspansi dan saat ini mengoperasikan 37 rumah sakit di 28 kota di Indonesia. Pendapatan dari segmen bisnis Mal & lain-lain juga terus naik.

“Recurring income mengindikasikan fundamental, segi kinerja keuangan masih kuat. Mereka yang punya recurring income tinggi, akan lebih survive di tengah tekanan ekonomi. Mungkin satu dua emiten memiliki dampak sama akibat Corona, tapi dengan recurring income yang semakin besar, itu bisa menjadi pembeda,” ujar Lanjar.

Dalam jangka panjang kinerja LPKR diprediksi terus meningkat di tahun 2020 sebagai akibat dari dijalankannya strategi deleverage dan keberhasilan kepemimpinan manajemen. LPKR juga dinilai lihai dalam membaca arah bisnis sekaligus mendapat dukungan dari berbagai mitra strategis. Dukungan konsumen properti atas berbagai inovasi perseroan menurutnya juga mendukung kinerja positif perseroan. (esy/jpnn)


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler