LPOI: Jangan Biarkan Kelompok Radikal di Indonesia

Kamis, 12 September 2019 – 23:55 WIB
Ketua Panitia yang juga Sekretaris Umum Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI) H Lutfy A Tamimi. Foto: Humas PBNU

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Panitia yang juga Sekretaris Umum Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI) H Lutfy A Tamimi menyatakan radikalisme, terorisme, dan separatisme di Indonesia kian membahayakan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI. Menurutnya, selama pemilu yang berlangsung baru-baru ini menjadi bukti bagaimana radikalisme berbaju agama sangat terasa.

Sayangnya, kata Lutfi, pemerintah kurang tegas terkesan membiarkan berbagai radikalisme yang ada. Untuk itu, ia meminta pemerintah agar Indonesia terlepas dari kelompok radikal dan suka mengadu domba antar anak bangsa sehingga terbebas dari ancaman hancuranya negara.

BACA JUGA: IPW: Waspadai Manuver Kelompok Radikal Jelang Pemilu

"Bapak-bapak tolong cukup pembiaran yang dilakukan oleh pemerintah. Kami tidak bisa berbuat apa-apa. Jangan sampai terjadi di negara ini, para tokoh-tokohnya atau pemuka agamanya berdiri di depan, berbaris mengadu domba," kata Lutfy saat menyampaikan laporan pada pembukaan Seminar bertajuk 'Selamatkan Indonesia dari Radikalis, Teroris, dan Separatis' di Hotel Bidakara, Pancoran, Jakarta Selatan, Kamis (12/9).

Seminar yang diselenggarakan Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI) ini dihadiri sejumlah pembicara yakni Ketua Umum LPOI KH Said Aqil Siroj, Direktur Keamanan Negara Badan Intelijen Keamanan Polri Brigjen (Pol) Joko Mulyono, Kepala Subdirektorat Kontrapropaganda BNPT Kolonel TNI Sujatmiko, dan Deputi VI Bidang Komunikasi dan Informasi Badan Intelijen Negara (BIN) Sundawan Salya.

BACA JUGA: Asian Games 2018 Mentahkan Pandangan Kaum Radikal

Lebih lanjut, Lutfy mengajak semua elemen masyarakat, termasuk dari kalangan nonmuslim agar bersama-sama menjaga Indonesia dan meminta kepada pemerintah agar lebih tegas lagi dan tidak membiarkan kelompok radikal berdiam di Indonesia.

Sementara Ketua Umum LPOI KH Said Aqil Siroj menyatakan bahwa Indonesia merupakan negara yang sangat terbuka, sehingga konsekuensinya mudah dimasuki oleh para pelarian dari Suriah dan Irak. Kiai Said meminta pemerintah agar lebih tegas dalam menyikapi kelompok radikal.

BACA JUGA: Hidayat Nur Wahid: Semua Pancasila, Tidak Ada yang Radikal

"Kami Ormas Islam yang tergabung dalam LPOI dan juga yang tidak bergabung  yang punya komitmen empat pilar akan bersama aparat sesuai dengan konstitusi yang kita akui bersama," kata Kiai Said.

Kiai Said menegaskan bahwa para pendiri bangsa telah mempertaruhkan segalanya, termasuk nyawanya untuk berjuang demi tercapainya kemerdekaan dan mempertahankan negara Indonesia dari upaya penjajah yang kembali akan merebutnya.

Ia mengajak semua pihak, khususnya umat Islam agar mengisi kemerdekaan dengan menyebarkan Islam yang santun dan menjauhi kekerasan, memperbanyak pendidikan, dan membangun masyarakat yang menjunjung tinggi akhlakul karimah.

"Kita andil semampu kita, kita ikut bersama-sama dengan steakholder yang lain mempertahankan NKRI, Pancasila, Bhineka Tungga Ika, UUD 1945," ucapnya.

Seminar dihadiri Persatuan Umat Buddha Indonesia (Permabudhi), Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi), Persatuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (Matakin), dan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI).(fri/jpnn)


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler