jpnn.com, JAKARTA - Peneliti senior Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Toto Izul Fatah merespons adanya wacana duet Ganjar Pranowo-Puan Maharani sebagai pasangan calon presiden dan wakil presiden pada Pilpres 2024.
Dia menilai duet Ganjar-Puan yang diusung sejumlah tokoh dan kader PDI Perjuangan itu merupakan solusi cerdas dan menjadi jalan tengah bagi partai berlambang kepala banteng moncong putih itu.
BACA JUGA: Ganjar Pranowo Sebut Renovasi Stadion Jatidiri Rampung Tahun Ini
Dengan duet tersebut, lanjut Toto, selain mampu mengakomodasi aneka kepentingan kelompok yang menginginkan capres tertentu, juga sangat mungkin mengantar PDIP menjadi makin solid.
“Saya kira, duet Ganjar-Puan itu merupakan tawaran sekaligus solusi cerdas yang sangat potensial memecah kebuntuan dan kegamangan politik di internal PDIP,” kata Toto dalam keterangan tertulis, Jumat (7/1).
BACA JUGA: Ganjar Pranowo: Titip Ya, Tolong Dikawal
Toto menanggapi mulai maraknya pembentukan Laskar Ganjar-Puan di sejumlah wilayah seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung, Maluku, dan lain-lain.
Toto yang juga Direktur Eksekutif Citra Komunikasi LSI Denny JA itu menilai pasangan Ganjar-Puan sangat mungkin memberi banyak benefit politik untuk PDIP, ketimbang mengusung pasangan Prabowo-Puan.
BACA JUGA: Mbak Puan: Aktivitas Joki Karantina Membahayakan Keselamatan Masyarakat
Benefit politik pertama, kata Toto, PDIP akan lebih solid baik dalam rangka menghadapi PemilihanLegislatif (Pileg) maupun Pilpres 2024 karena dua kubu pendukung capres, Ganjar dan Puan, sudah bersatu sebagai pasangan.
Benefit politik kedua, lanjut Toto, kekuatan personal figur Ganjar dengan elektabilitasnya yang cukup tinggi di seluruh lembaga survei sangat mungkin memberi efek elektoral positif untuk partai.
Dengan tren elektabilitas yang terus meroket, figur Ganjar sangat potensial memberi efek ekor jas (coattail effect) untuk PDIP sebagaimana pernah terjadi pada figur Jokowi pada pileg dan pilpres sebelumnya.
Toto mengakui sampai saat ini belum ada sinyal yang tegas dari Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri tentang siapa figur yang akan diusungnya, kecuali beredarnya wacana Prabowo-Puan yang sepertinya dibiarkan tanpa bantahan dari PDIP.
Menurut dia, mungkin pada saatnya nanti, PDIP akan realistis menjadikan data survei sebagai panduan dalam mengusung capres.
“Namun, menurut saya, jika konteksnya kepentingan partai dan kepentingan memenangkan Pilpres 2024, seharusnya PDIP mengusung dua kadernya, Ganjar-Puan, ketimbang Prabowo-Puan," katanya.
Dia mengakui, khusus Puan Maharani masih memiliki problem elektabilitas yang rendah.
“Ini harus menjadi ‘PR’ besar PDIP memanfaatkan sisa waktu dua tahun ke depan,” paparnya.
Namun, lanjut Toto, dari pengalaman sejumlah kompetisi politik pilpres selama ini, bahkan di pilkada, kemenangan itu lebih banyak ditentukan oleh figur nomor satunya. Meskipun, yang ideal, baik figur nomor satu maupun nomor duanya, sama-sama memiliki elektabilitas yang kokoh.
“Tugas utama Ganjar-Puan sekarang bagaimana merawat modal sosial yang ada saat ini, khususnya elektabiltas, jangan sampai merosot karena berbagai manuver blunder yang dilakukannya.
Dari pengalaman selama ini, figur yang mengalami tren penurunan elektabilitas biasanya akan mengalami kesulitan untuk rebound, apa lagi untuk menang. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Boy