LSI Nilai Masih Banyak Pilihan Capres Alternatif

Selasa, 18 Desember 2012 – 09:40 WIB
PADANG---Lembaga Survei Indonesia (LSI) mengemukakan bahwa masih banyak calon presiden (capres) yang bisa menjadi alternatif pilihan dari pemilih, disamping capres yang sering muncul di media massa.

Korwil III LSI yang melingkupi Sumbar, Jambi, Riau dan Kepri, Edi Indrizal, mengatakan, berdasarkan hasil survei dari LSI justru yang berada di posisi tertinggi itu adalah capres yang selama ini tidak terlalu familiar dan memang tidak digadang-gadangkan untuk maju pada Pemilihan Presiden (Pilpres) tahun 2014 mendatang.

Survei tersebut telah dilakukan sejak Juli hingga November lalu. Survei dilakukan dari Banda Aceh hingga Papua. Survei itu merupakan kerjasama LSI dengan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Andalas (Unand) Padang dan Majalah Indonesia 2014.

Edi Indrizal menjelaskan lebih lanjut, survei tersebut diberi nama dengan “survei opinion leader”. Survei itu berbeda dengan survei publik yang dilakukan selama ini oleh LSI dan lembaga survei lainnya. Jika survei publik respondennya adalah kalangan menengah kebawah, survei opinion leader respondennya dibatasi pada kalangan elit yang punya informasi yang memadai. “Beberapa diantaranya seperti pemimpin redaksi di beberapa media baik lokal dan nasional,” jelasnya.

Jumlah respondennya lebih kurang 200 orang, sementara yang dinilai sekitar 24 orang. “Termasuk yang dinilai itu dari ketua parpol besar serta tokoh yang sering muncul di media,” terang Edi Indrizal dalam kunjungannya ke redaksi Padang Ekspres (Grup JPNN), Senin (17/12). Juga hadir, Dekan FISIP Unand, Prof Nusyirwan Effendi, beberapa orang pengajar di FISIP Unand Dr Asrinaldi dan Muhammad Yusra, serta perwakilan dari Majalah Indonesia 2014.

Peneliti LSI ini melanjutkan, bahwa penelitian yang dilakukan dalam survei itu menimbulkan kecenderungan yang sama dengan survei publik. Namun dari survey opinion leader itu, faktor paling menonjol adalah faktor integritas dari calon. Sementara pada survei publik yang menonjol justru faktor akseptabilitas. “Survei ini bukan bertujuan untuk meng-generalisasi,” tegas Edi.

Dia menyebutkan, dari hasil survei itu didapatkan nama-nama baru alternatif capres. Lima urutan tertinggi diantaranya Mahfud MD, Jusuf Kalla, Dahlan Iskan, Sri Mulyani, Hidayat Nur Wahid, dan Agus Martowardoyo. Dia berharap survei ini bisa berlanjut hingga setelah pilpres 2014.

Nusyirwan Effendi melihat survei tersebut lebih memberikan pendidikan politik kepada masyarakat. Survei itu justru mengisyaratkan bahwa masih banyak capres lain yang memiliki integritas yang tinggi dibandingkan capres lain yang selama ini sudah mempromosikan dirinya di media massa. Dia menyarankan agar hasil survei itu dapat diupdate setiap saat.

Sementara itu, Asrinaldi, mengingatkan agar opini publik yang dibangun melalui survei tersebut dapat terus dikawal terutama oleh LSI. “Jika tidak maka akan sia-sia saja,” ingatnya.

Menurutnya, hasil survey ini dapat dijadikan sebagai jembatan dari harapan publik kepada orang-orang kelas menengah. Disamping itu, katanya survei itu juga memberikan pembelajaran kepada masyarakat untuk dapat keluar dari lingkaran yang selama ini dikuasai oleh persepsi elit politik saja.

Ditambah lagi, ada kecenderungan kepercayaan terhadap parpol terus menurun. Dengan survey ini, minimal informasi tersebut dapat disampaikan kepada orang lain bahwa pada intinya masih banyak capres yang bisa menjadi alternatif pilihan dari pemilih untuk Pilpres 2014 mendatang.

Wakil Pimpinan Umum Padang Ekspres, Sukri Umar, menyarankan pentingnya itu dikawal oleh semua pihak, baik pers, terutama oleh perguruan tinggi. “Ini penting, agar pemimpin yang didapatkan secara indikator benar-benar memenuhi syarat,” ujarnya.

Untuk menjelaskan lebih lanjut proses survei LSI itu, maka diadakan Diskusi Publik Presiden Indonesia 2014 , Rabu (19/12) di Auditorium Unand Padang. Tidak dibatasi, siapapun dapat hadir dalam diskusi tersebut. Pada kesempatan itu akan dihadirkan beberapa pembicara diantaranya Wimar Witoelar mantan juru bicara kepresidenan era Presiden Abdurrahman Wahid, mantan Ketua Komnas HAM, Ifdal Kasim. (bis)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Serap Aspirasi dengan Pendekatan Hobi

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler