jpnn.com - Dan Price memang bos yang patut ditiru. CEO Gravity Payments itu memangkas gajinya sendiri demi menaikkan gaji seluruh karyawan. Saat itu nilai yang dia pangkas mencapai USD 930.000 atau setara dengan Rp 12,9 miliar. Tidak berhenti di situ, Price lantas menantang para CEO yang lain untuk berani melakukan hal yang sama dengan dirinya. Yakni, menaikkan gaji karyawan.
"Kita semua hanya hidup satu kali. Saya pun ingin semua orang yang bekerja bersama saya di Gravity bisa menikmati hidup terbaik mereka," tegas Price kepada majalah Time. Itu sesuai dengan hasil penelitian Princeton University tentang pendapatan dan kesejahteraan pada 2010. Di sana disebutkan bahwa kebahagiaan berbanding lurus dengan pendapatan.
BACA JUGA: Luar Biasa, Bos ini Bagi - Bagi Mobil Mewah, Apartemen, dan Berlian
Dalam penelitian Daniel Kahneman itu, pendapatan yang dimaksud adalah USD 75.000 (sekitar Rp 988,6 juta) per tahun. Maka, untuk membuat karyawan bahagia, Price pun menetapkan gaji yang sama bagi seluruh pegawai. Sejak 2015, Gravity menyeragamkan gaji seluruh karyawannya menjadi USD 70.000 atau sekitar Rp 922,75 juta. Bahkan, Price juga menempatkan diri sebagai karyawan dengan gaji sebesar itu.
Kepada majalah Inc., Price mengatakan bahwa ide gila tersebut muncul pada akhir 2011. Tepatnya, setelah dia bercakap-cakap dengan salah seorang karyawannya yang bernama Jason Haley. Saat itu dia melihat raut muka Haley yang kesal. Maka, saat teknisi telepon di Gravity tersebut keluar ruangan untuk merokok, Price mengikutinya. Di situlah Price mendengar bahwa gaji yang dirinya bayar untuk karyawan seperti Haley terlalu sedikit.
BACA JUGA: Militer Bermain Api, Nyawa Sandera Dipertaruhkan
Pada 2011 itu, Haley yang sebenarnya belum lama bergabung dengan Gravity mendapatkan gaji USD 35.000 atau setara dengan Rp 461,3 juta. "Saya tahu niat Anda buruk. Anda membual tentang betapa disiplinnya Anda dalam hal finansial. Tapi, bagi saya, arti dari seluruh pencitraan itu adalah tidak adanya cukup uang buat saya dan keluarga untuk hidup layak," keluh Haley.
Percakapan itu membekas dalam benak Price. Setiap hari selama sekitar empat tahun, dia berusaha memaknai arti protes Haley. Sebagai CEO muda yang menjadi pemimpin perusahaan sejak usia belasan tahun, Price merasa harus berbuat sesuatu. "Saya merasa sangat payah," katanya. Karena itu, bersama sang kakak, Lucas, dia lantas mempertimbangkan solusi untuk lepas dari tekanan tersebut.
BACA JUGA: Luar Biasa, Bos ini Jual Restoran untuk Obati Karyawan
Semuanya terjadi pada 2015. Solusi itu adalah menaikkan gaji seluruh karyawan. "Saya rasa, Haley ada benarnya. Saya terlalu takut pada ancaman resesi dan menjadi proaktif dan tentu saja, dengan bangga, menyakiti para karyawan saya," ujarnya. Kini, dengan gaji seragam, 120 karyawan Gravity -termasuk Price- menjadi lebih nyaman dalam bekerja. Setidaknya, tidak saling sikut.
"Saya sudah memutuskan untuk mendapatkan gaji USD 70.000. Saya tidak peduli jika itu artinya saya harus berhenti menggaji diri saya sendiri atau saya harus bekerja keras selama 20 jam per hari. Saya akan tetap melakukannya," tandas Price. Dengan memiliki gaji yang sama dengan karyawannya, Price mengaku lebih nyaman. Kini dia pun bisa menikmati hidup sederhana ala karyawannya. (Businessnewsdaily/inc.com/hep/c10/dos/pda)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sandera Belum Bebas, kok Abu Sayyaf Terus Digempur? Ini Alasannya
Redaktur : Tim Redaksi